MATTANEWS.CO, OKI – Program Makan Bergizi Gratis (MBG), salah satu janji besar Presiden Prabowo Subianto, mulai berjalan di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI). Sejatinya, jutaan pelajar di tanah air diharapkan bisa merasakan manfaat program strategis nasional ini. Namun di lapangan, cita rasa kebijakan mulia itu kerap berubah menjadi keluhan. Dari persoalan lauk pauk, distribusi terlambat, hingga sekolah yang sama sekali tak pernah menerima jatah.
Bupati OKI, Muchendi Mahzareki, tak menutup mata. Ia sigap membentuk satuan tugas (satgas) MBG untuk mengawasi jalannya program. “Bila ada penyaluran yang tidak sesuai aturan, pasti akan ditindak,” kata Muchendi kepada wartawan, Kamis (21/8) kemarin.
Satgas itu dipimpin oleh HM Lubis SKM M.Kes. Mantan Kepala Dinas Kesehatan ini ditugaskan memastikan kualitas makanan benar-benar memenuhi standar kesehatan. Ia menambahkan, satgas akan turun langsung memantau dapur, jalur distribusi, hingga membuka posko pengaduan di area perkantoran Bupati.
“Seluruh tenaga dapur harus memiliki sertifikat penjamin makanan sesuai Permenkes Nomor 14 Tahun 2013,” ujarnya, Jumat (22/8).
Namun ironisnya, sempat muncul masalah distribusi yang justru terjadi di jantung ibu kota kabupaten. Bupati Muchendi mengaku mendapat laporan bahwa ada sekolah dasar di tengah kota Kayuagung yang tak pernah kebagian program MBG. Alasannya sederhana, muridnya terlalu sedikit. “Ini harus segera ditangani. Harus merata di seluruh SD,” kata Muchendi.
Sejauh ini, langkah cepat tersebut sekaligus mencerminkan kegelisahan pemerintah daerah bahwa program nasional yang digadang-gadang untuk menyehatkan anak bangsa bisa tergelincir menjadi ajang “bancakan” segelintir orang, jika tak diawasi ketat.
“Satgas MBG beranggotakan lintas organisasi perangkat daerah. Mereka akan melakukan pengawasan harian terhadap penyediaan, pengolahan, dan distribusi makanan. Setiap temuan, dievaluasi, dan dilaporkan secara periodik secara tercatat,” tandasnya.














