Example 728x250 Example 728x250
BeritaBERITA TERKININUSANTARA

Dilema Batubara dan EBT Strategi Para Cakada Menjawab Tantangan Sumsel untuk Maju Kedepan

×

Dilema Batubara dan EBT Strategi Para Cakada Menjawab Tantangan Sumsel untuk Maju Kedepan

Sebarkan artikel ini

MATTANEWS.CO, PALEMBANG – Relung Forum bersama Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Palembang dan Jejaring Transisi Energi (JTE) gelar diskusi bertajuk “Mendalami Komitmen Calon Kepala Daerah dalam Transisi Energi di Sumsel” yang diselenggarakan di Cafe Kawan Ngopi, Jum’at (22/11/2024).

Dimana dalam acara tersebut, didukung oleh Institute for Essential Services Reform (IESR) sebagai upaya menyoroti isu strategis transisi energi di Sumatera Selatan, yang merupakan salah satu daerah penghasil batubara terbesar di Indonesia.

Diskusi ini diselenggarakan bertujuan untuk mengevaluasi sejauh mana calon kepala daerah (Cakada) Sumsel memiliki pemahaman dan komitmen terhadap transisi energi, sebuah langkah penting menuju keberlanjutan ekonomi dan lingkungan khususnya di wilayah Sumsel.

Dalam diskusi ini sendiri menghadirkan 3 pembicara diantaranya, Dr,Imam Asngari, Akademisi sekaligus ahli lingkungan dari Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya; Rabin Ibnu Zainal, Direktur Pilar Nusantara; dan Taufik Wijaya, jurnalis senior dari Jejaring Transisi Energi.

Saat sampaikan materinya, Dr.Imam Asngari menjelaskan, bahwa transisi energi dari fosil menuju Energi Baru Terbarukan (EBT), bukan sekadar tantangan teknis tetapi juga memerlukan transformasi ekonomi yang matang, bahwa sektor tambang dan penggalian masih menyumbang lebih dari 30 persen Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sumsel, sehingga perubahan besar ini berpotensi mengguncang perekonomian daerah.

“Jika tidak diiringi transformasi ekonomi, transisi energi dapat menurunkan pertumbuhan ekonomi, meningkatkan pengangguran dan memperburuk kemiskinan, makanya dibutuhkan diversifikasi ekonomi agar dampak sosial dapat diminimalkan,” urainya.

Sedangkan dalam pemaparannya, Rabin Ibnu Zainal menilai bahwa program transisi energi yang diusung oleh para Cakada Sumsel masih dangkal, dimana para kandidat baru menguasai pengetahuan teknis dasar tanpa memahami dampak sistemik dari transisi energi tersebut.

“Apa yang disampaikan kandidat hanya sebatas program teknis tanpa pola pikir mendalam, para kandidat calon Gubernur belum memiliki master plan yang jelas, terkait integrasi transisi energi dengan transformasi ekonomi,” terangnya.

Rabin mengingatkan, bahwa tanpa strategi ekonomi yang jelas, transisi energi hanya akan menjadi kebijakan yang kontraproduktif tanpa ada solusi kedepannya.

Sementara itu Taufik Wijaya (TW) yang merupakan jurnalis senior sekaligus anggota JTE mengatakan, bahwa masyarakat harus kritis menilai latar belakang para kandidat, terkait visi dan kompetensi sang calon, karena seorang pemimpin sangat menentukan arah kebijakan, termasuk dalam isu transisi energi kedepan.

“Ibaratnya, tukang bakso tidak bisa memajukan industri pempek, isu ini membutuhkan pemimpin dengan visi misi yang jelas, bukan sekadar janji kosong saja,” urai Taufik.

TW juga menyoroti peluang besar Sumsel, dalam mengembangkan energi bersih, namun menyayangkan bahwa strategi transformasi ekonomi yang mendukung transisi tersebut belum terlihat.

“Ada potensi luar biasa di Sumsel, tetapi tanpa master plan yang konkret, transisi energi hanya akan menjadi wacana tanpa arah,” tegasnya.

Diskusi ini menegaskan bahwa Sumsel memiliki tanggungjawab yang besar untuk memimpin transisi energi di tingkat nasional dan hal ini membutuhkan pemimpin dengan visi strategis yang mampu mengintegrasikan kebijakan energi dan ekonomi secara berkelanjutan.

Komisioner KPU Sumsel, Handoko, yang sempat dalam acara mengungkapkan, bahwa apresiasinya terhadap inisiatif kolaboratif dalam menggelar diskusi ini, Handoko mengatakan bahwa diskusi ini memberikan wawasan penting bagi masyarakat dalam memilih pemimpin yang mampu menjawab tantangan transisi energi kedepan.

“Isu ini sudah diajukan dalam debat Pilgub, namun pembahasannya belum maksimal. Inisiatif seperti ini sangat positif untuk memberikan informasi lebih dalam kepada publik, sehingga bisa memilih berdasarkan visi masing-masing paslon yang sesuai dengan hati nurani masyarakat,” tegas Handoko.

Dirinya berharap diskusi ini dapat menjadi langkah awal untuk membangun kesadaran, bahwa Sumsel memiliki peran strategis sebagai lokomotif transisi energi nasional, demi masa depan yang lebih berkelanjutan.