NUSANTARA

Direktur Perspektif Bantah Sutinah Jadi Penyebab Kelangkaan Stok Gula di Mamuju

×

Direktur Perspektif Bantah Sutinah Jadi Penyebab Kelangkaan Stok Gula di Mamuju

Sebarkan artikel ini

Reporter : Edo

SULAWESI BARAT, Mattanews.co – Empati yang ditunjukkan oleh ketua MPC Pemuda Pancasila Mamuju Sutinah Suhardi yang telah merogoh kocek pribadinya memborong 32 ton gula Bulog untuk masyarakat terdampak Covid-19, justru dituding sebagai penyebab kelangkaan gula di Kabupaten Mamuju.

Tudingan miring ini disayangkan oleh Direktur Perspektif Mamuju, Yuslifar Yunus Djafar.

Ia menyebut tuduhan penyebab kelangkaan gula kepada Sutinah adalah tudingan salah alamat.

“Tudingan itu jelas salah alamat. Seharusnya bisa dibedakan mana gula untuk dikonsumsi, mana untuk ditimbun. Yang kita lakukan itu jelas untuk konsumsi. Sebab dibeli lalu kita bagikan secara gratis kepada masyarakat. Itu ibaratnya masyarakat yang beli tapi uangnya dari ibu Sutinah. Jadi sangat jelas casenya,” katanya, Rabu (6/5/2020).

Yuslifar pun menantang yang menuding Sutinah, sebagai penyebab kelangkaan gula di Kabupaten Mamuju untuk melakukan konfrontir.

“Saya tantang yang ‘nyiyir’ Bulog bermain dengan ibu Sutinah, dia berani tidak buat investigasi dua arah. Garis pertama yang bertanggungjawab atas ketersediaan pangan ataupun sembako di Mamuju itu adalah Pemkab, Bulog itu di garis kedua,” katanya.

Dia pun menyarankan kepada yang menuding Sutinah tersebut, untuk menanyakan ke Bupati Mamuju. Terutama berapa stok sembako untuk diberikan ke masyarakat secara graris.

Jika stoknya berkurang, bisa ditambah dengan yang ada di Bulog.

“Ini kok sudah menuding macam-macam sementara Pemkab Mamuju sendiri tidak jelas stok mereka ada atau tidak,” ucapnya.

Sekretaris Demokrat Mamuju ini menyayangkan, oknum yang mendistorsi aksi bagi-bagi sembako yang dilakukan oleh Sutinah.

Dia pun merasa, jika Pemkab Mamuju berempati terhadap kondisi yang ada, seharusnya bergerak cepat membantu masyarakat yang membutuhkan.

“Kalau perlu dana dari refocusing itu pake borong sembako 10 kali lipat lebih banyak dari yang Sutinah bagikan gratis. Itu juga bukan dari uang pribadi bupati. Daripada membangun landscape atau Manakarra tower dan hanya mengandalkan anggaran pusat serta berlindung dari Dana Desa. Itu baru pemerintah yang punya empati namanya,” ungkapnya.

Editor : Nefri