“Lakon Semar Mbangun Kahyangan ini salah satu wujud edukasi moral dan merupakan nilai filosofi kepemimpinan,” tambahnya.
Lebih lanjut GS menjelaskan bahwasanya Semar itu merupakan sosok rakyat jelata yang hanya seorang abdi yang digambarkan rakyat miskin dan selalu dipandang sebelah mata oleh orang-orang yang merasa mempunyai ilmu pengetahuan tinggi dan berkuasa.
Adapun Kahyangan yang dimaksud oleh Semar, sambung GS, bukanlah seperti istana yang megah (Kekuasaan.red) akan tetapi sebenarnya untuk mengembalikan sikap pemimpin agar selalu berorientasi kepada rakyatnya.
“Seorang pemimpin itu harus mempunyai rasa asah, asih, asuh,” terangnya.
“Selain itu bisa ngopeni (memelihara.red), dan juga ngayemi (Memakmurkan.red),” sambungnya.
“Dengan demikian, tujuan terciptanya negeri yang makmur, adil, sejahtera, dan sentosa,” katanya menambahkan.
Lebih dalam GS memaparkan pihaknya mengucapkan terima kasih atas undangan untuk menyaksikan pagelaran wayang kulit semalam suntuk ini dalam rangka Bersih Desa Tanggulwelahan.