Halal Bihalal, Ketua DPRD Tulungagung Sebut Taman Nol Kilometer, Ada Apa ?

Halal Bihalal Akbar bertempat di halaman Gedung DPRD Kabupaten Tulungagung, Sabtu (7/5) Foto: Ferry Kaligis/mattanews.co

“Selain itu, kedepan setiap topik pembahasan dalam berdiskusi di taman nol kilometer dihadiri para tokoh masyarakat, tokoh agama, teman-teman dari lembaga swadaya masyarakat maupun rekan insan media, sedangkan pihak Forkompinda tidak harus selalu lengkap, namun alangkah lebih baik jika hadir semuanya,” terangnya.

Berbicara masalah peradaban, lebih dalam Marsono memaparkan, suatu kebiasaan yang terbentuk secara monoton oleh sebuah komunitas, habitat, maupun masyarakat secara Istiqomah dilakukan secara berkesinambungan dan konsisten, maka terbangunlah sebuah etika, estitika disitulah dinamakan peradaban.

Maka, suatu peradaban menjadi luhur ketika menjunjung keluhuran itu sendiri, sebagaimana diketahui di Indonesia khususnya Kabupaten Tulungagung seorang pemimpin selalu menjadi panutan.

“Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mbangun Karso, Tut Wuri Handayani yang artinya menjadi seorang pemimpin harus mampu memberikan suri tauladan, meskipun di tengah kesibukannya harus mampu membangkitkan atau menggugah semangat, selain itu harus memberikan dorongan moral dan semangat kerja dari belakang,” paparnya.

Bagikan :

Pos terkait