Harga Tempe Kedelai Mahal ? Coba Beralih ke Tempe Petai Cina

Nur Liya, warga Kabupaten Blitar Jawa Timur (Jatim) memproduksi tempe petai cina yang akhirnya laris manis di pasaran di tengah pandemi Covid-19 (Robby / Mattanews.co)

[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Klik Disini Untuk Mendengarkan Berita”]

Reporter : Robby

MATTANEWS.CO, BLITAR – Sejak pandemi Covid-19 melanda negeri ini, harga kedelai impor terus merangkak naik.

Di pasaran yang ada di Kabupaten Blitar Jawa Timur (Jatim), harga kedelai melonjak hingga Rp9.500 per Kilogram (Kg). Padahal sebelumnya hanya seharga Rp6.500 per Kg.

Tingginya harga kedelai impor, mempengaruhi harga sejumlah makanan yang berbahan dasar kedelai, seperti tahu dan tempe yang mahal.

Bahkan melambungnya harga kedelai tersebut, membuat ukuran tempe dan tahu kedelai menyusut bahkan harganya justru naik.

Nur Liya (65) produsen tempe petai cina atau disebut Lamptoro, justru meraup untung di saat harga tempe kedelai melambung.

Warga Kelurahan Kedungbunder Kecamatan Sutojayan Kabupaten Blitar Jatim ini, mendapatkan berkah dari tingginya harga tempe kedelai.

Bacaan Lainnya

Sejak tahun 2005, ibu empat anak ini memproduksi tempe petai cina. Dua hari sekali, ia membuat tempe petai cina dan menjualnya di Pasar Ludoyo setiap pagi. Dalam sekali membuat, ia dapat menghabiskan 20 Kg petai cina.

Bagikan :

Pos terkait