BERITA TERKINI

Keluhan Warga Soireng Tulungagung Terkait Amblesnya Jembatan dan Respons Pemerintah Desa

×

Keluhan Warga Soireng Tulungagung Terkait Amblesnya Jembatan dan Respons Pemerintah Desa

Sebarkan artikel ini

MATTANEWS.CO, TULUNGAGUNG – Warga Dusun Soireng, Desa Keboireng, Kecamatan Besuki, Kabupaten Tulungagung, Provinsi Jawa Timur, mengeluhkan kondisi jembatan yang dibangun dengan anggaran ratusan juta rupiah yang mengalami ambles.

Salah satu tokoh Dusun Soireng, yang tidak ingin namanya disebutkan, mengatakan bahwa jembatan ambles tersebut disebabkan oleh bencana banjir yang melanda wilayah mereka pada Oktober tahun 2022.

Dia mengeluhkan bahwa jembatan yang ambles belum diperbaiki oleh Pemerintah Desa Keboireng, meskipun sudah satu tahun satu bulan mengalami kerusakan.

Selain itu, dia juga mempertanyakan kekuatan konstruksi jembatan yang dibangun dengan biaya ratusan juta rupiah itu, mengapa mudah rusak ketika terkena banjir.

“Kami menyadari bahwa jembatan ambles akibat banjir pada Oktober 2022. Meskipun masih dapat dilalui, namun hingga saat ini belum ada upaya perbaikan,” ungkapnya pada Senin (20/11/2023).

“Saya sebagai warga biasa pun menduga bahwa konstruksi jembatan itu kurang baik, padahal sudah menghabiskan biaya ratusan juta rupiah,” tambahnya.

“Saya berharap jembatan yang ambles selama 13 bulan ini segera diperbaiki agar masyarakat yang melintas tidak merasa khawatir,” pungkasnya.

Terlihat bagian sisi barat yang kondisi ambles, Senin (20/11) Foto: Ferry Kaligis/mattanews.co

Di lain sisi, Kepala Desa Keboireng, Kecamatan Besuki, Kabupaten Tulungagung, yaitu Supirin, menyatakan bahwa pembangunan jembatan yang ambles saat ini menggunakan anggaran Bantuan Keuangan (BK) Desa dari Pemerintah Kabupaten Tulungagung tahun 2022.

“Bantuan Keuangan (BK) Desa dari Pemkab Tulungagung tahun 2022 sebesar 500 juta rupiah, kemudian ditambah 100 juta rupiah, totalnya mencapai 600 juta rupiah,” ungkap Mbah Keboireng, panggilan akrabnya, di Balai Desa Keboireng pada Senin (20/11/2023).

Mbah Keboireng menambahkan bahwa mereka memahami keluhan warga terkait lambatnya perbaikan jembatan. Namun, mereka juga harus mempertimbangkan bahwa perbaikan jembatan membutuhkan waktu dan tidak bisa menggunakan Pendapatan Asli Desa (PAD).

“Kami harus sabar terkait perbaikan jembatan karena PAD tidak dapat digunakan oleh desa untuk perbaikan jembatan,” jelasnya.

“Kami memohon bantuan kepada Pemkab Tulungagung, serta berkoordinasi dengan pihak terkait,” tambahnya.

Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa pembangunan jembatan selesai pada September 2022. Namun, pada Oktober 2022, bencana banjir menyebabkan jembatan ambles.

“Pada saat bencana itu, kami telah melaporkannya kepada Pak Bupati Maryoto Birowo. Bahkan Forkopimda juga telah meninjau lokasi,” terangnya.

“Walaupun jembatan masih dapat dilalui meskipun ambles, namun kami masih menghadapi kendala terkait anggaran,” sambungnya.

“Kami khawatir jika terjadi banjir lagi, kayu-kayu hanyut dapat menyebabkan kerusakan lebih lanjut pada jembatan. Oleh karena itu, sangat penting untuk segera melakukan perbaikan,” lanjutnya.