MATTANEWS.COM, KAPUAS HULU – Konsul Jenderal RI – Kuching, R. Sigit Witjaksono menggelar kunjungan kerja (Kunker) ke Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Badau, Kecamatan Badau Kabupaten Kapuas Hulu Provinsi Kalimantan Barat pada hari Sabtu (9/9/2023).
Hadir juga dalam kunjungan tersebut, Atase Perhubungan KBRI Kuala Lumpur, Staff Fungsi Ekonomi KJRI Kuching Theodorus Satrio
Perwakilan CIQS Malaysia, Perwakilan “Ministry of Transport Sarawak”
Kunjungan kerja kali ini dalam rangka “Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia and Philippines East ASEAN Growth Areas (BIMP-EAGA) Economic Corridor Field Study Trip” dan memberikan dukungan peningkatan ekonomi perbatasan.
Kepala Kantor Bea Cukai Nanga Badau Heri Purwanto menyampaikan bahwa Bea Cukai mendukung dan berperan aktif dalam peningkatan ekonomi perbatasan.
“Kita juga menyampaikan kepada Atase Perhubungan KBRI Kuala Lumpur, Supendi agar bisa diaktifkan Angkutan Lintas Batas Negara (ALBN) karena hal tersebut akan sangat membantu akomodasi untuk barang di perbatasan,” jelas Heri.
Lebih lanjut Heri Purwanto menyampaikan bahwa masyarakat Kapuas Hulu dengan sosialisasi dari Bea Cukai Nanga Badau sudah lebih paham tentang eskpor dan semakin menggairahkan masyarakat untuk memasarkan produk-produk ke Malaysia.
“Sehingga ekonomi perbatasan semakin menggeliat dan dirasakan manfaatnya secara langsung oleh masyarakat di perbatasan Kabupaten Kapuas Hulu,” timpalnya.
Selain itu kata Heri, Bea Cukai sangat proaktif dalam mendorong ekonomi perbatasan melalui pendampingan dan pemberdayaan para UMKM menjadi naik kelas.
“Sehingga selain memasarkan produknya di dalam negeri juga bisa melakukan ekspor untuk meningkatkan pendapatan para pelaku umkm,” katanya.
Dalam kegiatan tersebut juga dilakukan peninjauan lapangan di sekitar PLBN Badau untuk persiapan pelaksanaan Sosek Malindo Tahun 2023.
Konjen RI Kuchunh Sigit berterima kasih kepada CIQ (Customs, Imigrasi and Quarantine) juga pihak PLBN Nanga Badau atas komitmenya untuk membantu dan mendorong perekonomian masyarakat di perbatasan.
“Kita menyayangkan belum ada moda transportasi untuk barang berupa truck sebagai moda angkutan untuk mendorong eskpor,” kata Sigit.
Kemudian menurut Sigit perlu adanya public transport seperti Damri di Entikong untuk masyarakat pelintas batas.
Dalam kesempatan tersebut, ketua Hipmi Yorda dan IWAPI merasakan kurang mendapat dukungan dari Pemerintah Daerah dari sisi Regulasi dan perhatian Pemda. (*)
