Reporter : Oldie
PRABUMULIH, Mattanews.co – Sejak sepekan terakhir warga RT 01 RW 04, Kelurahan Sukaraja, Kecamatan Prabumulih Selatan Kota Prabumulih mulai mengeluhkan kemunculan berbagai penyakit, seperti gatal-gatal, kudis dan kutu air.
Warga menduga hal tersebut akibat tercemarnya air sumur mereka dampak dari aktivitas pengeboran minyak oleh PT Pertamina Drilling Service Indonesia atau PDSI.
Ema (35) salah satu warga sekitar mengatakan, sudah hampir satu bulan terakhir air sumur mereka tidak bisa digunakan. Hal tersebut akibat air mengalami perubahan seperti berbau dan sedikit berminyak.
“Tidak bisa digunakan lagi pak, airnya berbau, lengket dan sepertinya mengandung minyak,” kata Ema saat dibincangi, Rabu (05/09/2018).
Sementara sambungnya, ia dan warga sekitar menggunakan air bersih bantuan dari Pertamina. Namun meski demikian kebutuhan air bagi warga sekitar masih belum optimal untuk keperluan sehari-hari.
“Ya, memang ada bantuan dari mereka. Tapi tidak sepenuhnya bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari. Karena kebutuhan kami lumayan banyak, mulai dari mencuci, minum hingga untuk masak,” ungkapnya.
Sementara itu warga lainnya Hermawan (38) menyebut, sebelumnya Pertamina telah menyetujui untuk memberikan kompensasi kepada warga. Namun hingga saat ini hal tersebut tidak pernah terealisasi.
“Kemarin Pertamina sudah berjanji untuk memberikan kompensasi, hal itu dibuktikan dengan surat perjanjian, pakai matrai dan ditandatangani. Tapi sampai sekarang tidak pernah ada,” jelas Hermawan.
Ia berharap Pertamina dapat mempertimbangkan apa yang menjadi tuntunan warga sekitar, karena aktifitas pengeboran telah merugikan dan berdampak pada lingkungan sekitar. Mulai dari dugaan pencemaran sumber air hingga suara bising yang ditimbulkan aktifitas pengeboran.
Sementara itu hingga saat ini warga terus mendesak dan berharap perusahaan yang merupakan objek vital nasional tersebut dapat mempertimbangkan apa yang menjadi tuntutan warga.
Editor : Ardhy Fitriansyah