Reporter : Adi
PALEMBANG, Mattanews.co – Komunitas Mahasiswa Papua Sriwijaya (Kompas) menggelar Forum Group Discussion (FGD) di ruang Pertemuan Hotel Azza Palembang, dengan tema “Merajut Kebhinekaan Dalam Menjaga Persatuan Dan Kesatuan Di Era Milenial Bersama Pemuda Dan Mahasiswa”, Sabtu (30/11/2019).
Kegiatan FGD Mahasiswa Asal Papua Kompas dihadiri oleh ratusan mahasiswa dari berbagai universitas yang ada di Kota Palembang. Pada FGD tersebut juga menghadirkan narasumber dari pihak Polri Kombes Pol Budi Sajidin (Dirintelkam Polda Sumsel), kalangan TNI, Letkol Inf Liston Sinurat (Pabandya Komsos Ster Kodam II/Sriwijaya) serta ketua Sriwijaya Enterpeneur Comunity (SEC) Basroni SE. Hadir juga dalam acara tersebut AKBP Sigit Hadiyanto (Kasubdit Idpol Ditintelkam Polda Sumsel), Kompol Suparman (Kanit Sosbud Ditintelkam Polda Sumsel).
Victor Amnan selaku Ketua Kompas didampingi oleh ketua pelaksana acara Bestian Lokon mengatakan jika acara dibuat sebagai bentuk menjalin silaturahmi sesama warga negara Indonesia yang ada di Sumsel. “Meski kita beda asal, kita tetap Bhineka Tunggal Ika, berbeda tapi tetap satu jua yakni Indonesia, marilah kita jaga persatuan dan kesatuan negara Indonesia ini,” ucapnya sembari menambahkan siap menjadi pionir pemersatu bangsa.
Sementara itu, Letkol Inf. Liston Sinurat, S.Sos., MAP menuturkan jika salah satu landasan negara Indonesia kita yang berbunyi Bhineka Tunggal Ika berbeda tapi tetap satu juga adalah pedoman bagi semua masyarakat Indonesia. “Landasan negara kita sudah jelas ada Pancasila, UUD 45 dan NKRI harga mati. Kita mesti cinta akan NKRI, landasan Pancasila dan UUD itu adalah Indonesia,” tegasnya.
Ditempat yang sama, narasumber lainnya dari kepolisian yakni Kombespol Prof Budi Sajidin mengatakan jika mahasiswa atau pemuda mesti pandai memanfaatkan waktu di era saat ini. Juga harus memahami Pancasila, UUD dan Bhineka Tunggal Ika itu sendiri. “Seperti Pancasila semua butir-butienya penuh dengan landasan dasar yang intinya bagi seluruh indonesia. Meski berbeda tetap Indonesia. Mari kita jaga keutuhan NKRI Bersama sama,” imbaunya.
Menurut dia, kalau NKRI harga mati maka jangan ragu lagi, jangan bilang NKRI tapi bikin masalah, kalau gak cocok keluar aja dari Indonesia. “Jangan juga bilangnya benci NKRI tapi makan, minum semuanya disini di Indonesia. Kita harus bersinergi, bersatu agar kuat. Peran utama pemuda salah satunya mencegah dengan cara jangan mudah menyebarkan informasi, harus diteliti dan dicari tahu kebenarannya terlebih dahulu,” jelasnya.
Narasumber ketiga dalam acara tersebut yaitu Ketua Sriwijaya Enterpeneur Comunity (SEC) Basroni. Dirinya menuturkan jika ke bhinekaan bisa terjadi karena adanya perbedaan, baik dalam hal bahasa ataupun adat. “Jangankan di Papua di Sumsel saja banyak perbedaan, tapi buktimya kita bisa bersatu dan bersama menjaga negara ini,” ujar dia.
Menurut dia, kita sesama masyarakat harus saling bertukar informasi dan menjalin komunikasi agar kesatuan bangsa dapat tetap terjaga. “Generasi kolonial (lama) harus bisa bersinergi atau menyesuaikan diri dengan generasi milenial saat ini. Mari kita jaga negara kuta, NKRI harga mati,” tandasnya.
Editor : Anang