[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Klik Disini Untuk Mendengarkan Berita”]
MATTANEWS.CO, KAPUAS -Mungkin tidak asing di telinga warga Kalimantan Tengah (Kalteng) ,dengan Kota Kuala Kapuas, sebuah kecamatan sekaligus Ibu Kota Kabupaten Kapuas.
Di zaman tempo dulu, kota ini dilalui oleh Sungai Kapuas, yang juga menjadi penopang tulang punggung perekonomian daerah sekitar. Keberadaan Kota Kuala Kapuas, juga termasuk kota setelit bagi Ibu Kota Banjarmasin Kalimantan Selatan (Kalsel).
Demikian diungkapkan Wahyudi salah satu pemerhati objek wisata alam di Kabupaten Kapuas ke Mattanews.co, di kediamannya di Kapuas, Jumat (29/1/2021).
Dirinya sangat bangga menjadi salah satu bagian warga Kapuas. Karena kota yang ditempatinya saat ini ,banyak menyimpan segudang sumber daya alam. Terutama dengan budaya keberagaman yang mengedepankan budaya kearifan lokal di daerahnya.
Meskipun berbeda-beda bahasa, suku, ras dan golongan. Namun kerukunan antar sesama insan tetap terjaga. Sebab warga Dayak asli Kalteng, sangat menjunjung tinggi filosofi Huma Betang.
“Yang menyiratkan pesan moral bagi siapa saja yang datang dan tinggal menetap di Kalteng, harus bisa saling harga menghargai dan bertoleransi antar sesama umat. Dengan mengutamakan falsafah dari Huma Betang,” ucap Yudi, sapaan akrabnya.
Huma Betang dan keberadaan masyarakat Dayak, sambung Yudi, mempunyai makna tertentu. Huma sendiri yang bermakna rumah dalam bahasa Dayak Ngaju. Sedangkan Betang yaitu mengedepankan musyawarah mufakat, kesetaraan, kejujuran dan kesetiaan.
Hingga kini filosofi itu, masih menjadi pedoman dan diteladani oleh masyarakat yang hidup di Kalteng. Bahkan untuk penyelesaian konflik etnis, antara Suku Dayak dan Madura di Kalteng pada 2001 silam, pendekatan falsafah Huma Betang ini di kedepankan.
“Sehingga pada akhirnya, warga Suku Dayak bisa menerima kembali Suku Madura yang terusir saat konflik terjadi.”Jelas pria yang hobi traveling ke berbagai destinasi wisata di berbagai daerah di Indonesia.

Menurutnya, Kuala Kapuas adalah salah satu kota tertua dari dibandingkan daerah lain di Kalteng. Bahkan kini, usia Kuala Kapuas sudah memasuk lebih dari 2 abad, tepatnya pada tanggal 21 Maret 2020 kemarin, kota ini merayakan hari jadinya yang ke-214 tahun.
Kabupaten Kapuas,memiliki dengan luas wilayah sekitar 14.999 Km persegi. Ibu kota ini juga memiliki beragam bahasa dan budaya, dengan mengedapankan kearifan lokal.
Selain itu, Kuala Kapuas juga menyimpan SDA yang belum digali dan dikembangkan oleh pemerintah setempat dan dinas terkait.
“Keindahan pesona eksotis destinasi wisata alam yang ada di Kabupaten Kapuas sampai detik ini, masih sejuk, asri dan alami. Karena belum mendapat perhatian yang serius dari pemerintah setempat,” ujarnya.
Dia menilai, objek wisata menjadi salah satu komponen yang penting, dalam industri pariwisata dan juga sebagai salah satu alasan wisatawan melakukan perjalanan.
Beragam budaya dan keindahan pesona eksotisnya tempat destinasi wisata alam, yang dimiliki oleh Kabupaten Kapuas. Di antaranya, keindahan wisata alam yang ada di desa Pulau Telo, dengan kehadiran tiga pulau kecil di tengah Sungai Kapuas.

Dengan menyajikan pemandangan indah mempesona di Desa Pulau Telo tersebut, sangat menarik untuk dinikmati bersama keluarga, karena tempatnya masih alami.
“Namun sayangnya, objek wisata alam tersebut hingga kini terabaikan dan dimanfaatkan oleh penduduk sekitar sebagai tempat lahan bercocok tanam.”Ucap Yudi dengan mimik wajah sedih, karena potensi wisata alam Kabupaten Kapuas,kurang diperhatikan oleh para pemegang kebijakan dan pemangku jabatan dalam daerah ini.
Selain tiga pulau kecil yang ada di desa Pulau Telo tersebut, tutur ayah dua anak ini, Kuala Kapuas juga memiliki potensi objek wisata alam yang tidak kalah menariknya dengan destinasi wisata di daerah lainnya.
Keindahan Destinasi Wisata Alam

Salah satunya wisata alam Air Terjun Masupa Ria yang berada di Desa Masupa Ria Kecamatan Mandau Talawang Kabupaten Kapuas Kalteng.
Objek wisata tersebut, memiliki daya tarik yang sangat memukau.
Karena Air Terjun Masupa Ria, menyuguhkan keindahan pemandangan panorama alam yang alami di sekitarnya.
Apalagi dengan kehadiran rindangnya pepohonan, menambah suasana nan sejuk menyempurnakan keindahan pesona Air Terjun Masupa Ria.
Ini sebagai pelengkap untuk menghilangkan rasa capai dan dahaga bagi pengunjung lokal maupun domestik.
Tidak hanya di situ saja. Di Desa Masupa Ria juga memiliki destinasi wisata alam lainnya, yang tidak kalah menariknya dengan pesona Air Masupa Ria. Seperti wisata alam Teluk Batu, yang sangat cocok bagi para penikmat pencinta alam, sekaligus sarana menyalurkan hobi traveling.

Sehingga, keberadaan bebatu-batuan yang dikelilingi air jernih di sekitar bebatuan tersebut. Tentunya menambah eksotis pesona dan panorama, yang ada di sekitar wisata teluk batu.
Pemandangan yang menakjubkan juga tersirat, dengan rindangnya pepohonan yang tumbuh menjuntai di sisi kiri dan kanan teluk.
Sehingga membuat para pengunjung betah, ingin berlama-lama berada di objek wisata tersebut. Terlebih, bisa menikmati keindahan pemandangan yang asri nan sejuk, di sekitar Teluk Batu.
Masih berada di wilayah Desa Masupa Ria. Objek wisata alam lainnya yaitu Air Terjun Masupa Bahandang dan Air Terjun Gunung Puti.
Destinasi wisata alam tersebut, seolah-olah menyempurnakan wisata alam yang ada dalam kawasan Kecamatan Mandau Talawang Kabupaten Kapuas.

“Terlebih pesona Air Terjun Masupa Bahandang dan Air Terjun Gunung Puti, adalah bagian dari pemuas rasa lapar akan traveling sekaligus memanjakan mata bagi wisatawan,” katanya.
Ada juga objek Wisata Primata. Terdapat ratusan ekor monyet jinak di Pulau Lampahen Desa Keladan Kecamatan Mantangai Kapuas, yang emakin menambah daya tarik bagi pengunjung domestik untuk menikmati pemandang dan keindahan panorama alam.
“Banyaknya lokasi destinasi wisata alam yang kita miliki saat ini, sangat berpotensi bagi Kabupaten Kapuas menjadikan salah satunya tempat tujuan wisata,” ungkapnya.
Belum Dilirik Pemerintah Daerah

Dia menilai, pemerintah setempat patut mensyukuri atas kekayaan SDA yang dimiliki oleh ibu kota Kuala Kapuas.
Dan sepatutnya, potensi objek wisata alam tersebut diperhatikan dengan serius oleh Pemkab Kapuas bersama pihak-pihak terkait.
Agar industri di bidang pariwisata alam di Kabupaten Kapuas terus mengeliat.
Sehingga mendongkrak perekonomian warga masyarakat di sekitar objek wisata alam tersebut.
Sebagai alah satu turunan asli Dayak Kalteng, Yudi merasa sedih dan prihatin. Karena semua potensi potensi sumber daya yang dimiliki daerah ini, tidak dikelola dengan serius keberadaannya.
“Ini tempat wisata alam warisan para leluhur kita, yang selama ini sudah bersusah payah menjaga dan merawat keasliannya. Agar selalu alami agar menjadi daya tarik bagi para wisatawan,” ucapnya.
“Apalagi masih ditemukan sarana dan prasarana infrastruktur yang belum dibangun. Terutama jalan menuju tempat wisata alam, yang ada di dalam wilayah Desa Masupa Ria Kapuas,” katanya.