Pemkab Sergai Komitmen Atasi Penanggulangan Stunting Hingga 2024


oleh
Penulis: Siddik
Editor: Redaksi

MATTANEWS.CO, SERGAI – Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai) berkomitmen dalam mengentaskan Permasalahan Stunting di Tanah Bertua Negeri Beradat akan berhasil.

Hal ini tampak dari kesungguhan Pemkab Sergai dari berbagai upaya dilakukan agar pengentasan Stunting berjalan maksimal sesuai yang diharapkan hingga 2024.

Hal itu disampaikan Bupati Sergai H.Darma Wijaya melalui Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sergai dr.Yohnly Boelian Dachban saat ditemui di Kantornya, Senin (18/9/2023)

dr.Yohnly menyebut salah satunya baru baru ini Bupati Serdang Bedagai H.Darma Wijaya dan Wabup H.Adlin Umar Yusri Tambunan menggelar Diseminasi Audit Kasus Stunting di Aula Sultan Serdang, Komplek Kantor Bupati Sergai, kecamatan Sei Rampah, pada Kamis (24/8/2023) lalu.

Dia menyebut, stunting yang merupakan salah satu bagian dari Double Burden Malnutrition (DBM) sehingga mempunyai dampak yang sangat merugikan, baik dari sisi kesehatan maupun dari sisi produktivitas ekonomi dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Dikatakan dr.Yohnly, Percepatan stunting terdapat dalam Peraturan Presiden No. 72 tahun 2021, dimana salah satu prioritas kegiatan yang termuat dalam rencana aksi nasional percepatan penurunan stunting (RAN PASTI) adalah pelaksanaan audit stunting.

Dijelaskannya, audit kasus stunting adalah identifikasi risiko dan penyebab risiko pada kelompok sasaran berbasis surveilans rutin atau sumber data lainnya.

Kegiatan desiminasi audit kasus stunting ini, lanjutnya menjelaskan merupakan rangkaian kegiatan dalam upaya mengidentifikasi faktor risiko dan faktor penyebabnya pada kelompok sasaran keluarga berbasis data survailance rutin yaitu berupa data pengukuran di posyandu dan elektronik-Pencacatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat atau E-PPGBM serta sumber data lainnya.

“Kegiatan Desiminasi Audit kasus stunting ini akan membantu kita untuk menyelesaikan permasalahan stunting yang terjadi di tingkat Kecamatan, Desa, bahkan individu. Hal ini akan menampilkan data permasalahan yang terjadi. Selain itu, kegiatan ini juga diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan dan kualitas seluruh pendamping keluarga dan tim asuhan gizi Puskesmas dalam menerapkan ilmu, materi, atau rekomendasi dari tim pakar. Sehingga seluruh permasalahan yang dihadapi bisa ditindaklanjuti berdasarkan potensi dan sumberdaya yang ada,” ujarnya.

Menurutnya, surveilans keluarga berisiko stunting dapat mendeteksi dini faktor-faktor risiko stunting dengan melibatkan tim pendamping keluarga, tenaga kesehatan lainnya, serta kader posyandu dan Bina Keluarga Balita (BKB).

“Kita menyambut baik kegiatan desiminasi audit kasus stunting ini. Audit kasus stunting berguna untuk mencari penyebab, faktor risiko terjadinya stunting, memperbaiki tata kelola yang kurang standar menjadi sesuai standar, meningkatkan mutu, dan mengurangi risiko. Audit ini juga berguna untuk memuaskan masyarakat terhadap pelayanan yang kita berikan dalam upaya meningkatkan kesehatan, perubahan perilaku, dan peningkatan ekonomi,” jelasnya lebih lanjut lagi.

Tentunya kedepan Bupati dan Wakil Bupati Sergai berharap, hasil desiminasi audit kasus stunting ini memiliki dampak yang terukur, bukan hanya saat dilakukan pelacakan kasus dan desiminasi, akan tetapi pasca desiminasi ada komitmen bersama untuk meningkatkan status kesehatan masyarakat dan mutu pelayanan untuk percepatan penurunan stunting.

Dikesempatan itu, Mantan Direktur RSUD Kumpulan Pane Kota Tebing Tinggi ini menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang menyatakan komitmennya untuk mendukung upaya percepatan pencegahan stunting melalui pendampingan keluarga.

Baginya, komitmen tersebut sangatlah diperlukan karena dengan komitmen yang kuat dari pemerintah daerah, lintas sektor, swasta, organisasi profesi, dan seluruh masyarakat dapat menjadikan penurunan stunting melalui kegiatan pendampingan keluarga menjadi prioritas bersama sehingga semua sumber daya yang diperlukan dapat dimobilisasi untuk penurunan stunting, serta segala hambatan dan kendala yang ditemui di lapangan dapat diatasi, agar terwujud percepatan penurunan stunting.

“Saya menyadari pencapaian angka stunting 14% di tahun 2024 bukanlah angka yang mudah. Akan tetapi, saya juga meyakini kalau hasil rekomendasi tim ahli akan ditindaklanjuti dan dikelola dengan baik. Karenanya, jadikan kegiatan ini sebagai momentum untuk menyukseskan percepatan pencegahan dan penanggulangan stunting di Sergai,” ungkap dia.

Dirinya berharap, semoga kegiatan ini menunjukkan nilai positif serta mendapatkan pengakuan sebagai upaya bersama untuk meningkatkan kepedulian terhadap keikutsertaan menyukseskan pencapaian angka stunting 14% di tahun 2024. Sebelumnya, upaya Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai dibawah kepemimpinan H.Darma Wijaya dan H.Adlin Umar Yusri Tambunan terus berupaya mengetaskan permasalahan Stunting.

Peran TP PKK Cegah Stunting di Kabupaten Sergai

Demikian juga peran dari Ketua TP PKK kabupaten Serdang Bedagai yang sangat Optimis mengetaskan Permasalahan Stunting, salah satunya peran yang telah dilakukan yakni mengajak para kader PKK mulai dari Kecamatan hingga Desa untuk melakukan sosialisasi tentang Stunting.

Ketua TP PKK Sergai, Ny Hj Rosmaida Darma Wijaya lewat kiprahnya mengajak kepada orang tua untuk menumbuhkan budaya makan ikan. Lewat Gemarikan ini diharapkan seluruh anak-anak Sergai suka makan ikan, baik menu ikan mau pun yang sudah dikreasikan menjadi ragam olahan ikan.

Sebagai mitra pemerintah daerah, TP PKK Sergai terus melakukan upaya sosialisasi dan edukasi masyarakat untuk memantau tumbuh kembang anak di 1.000 hari pertama kelahiran. Secara medis stunting itu adalah kondisi tubuh dan otak yang dinilai tidak berkembang secara optimal.

Oleh karenanya, stunting dapat dicegah sebelum anak memasuki usia 2 tahun.

“Berharap para kader PKK, melalui kegiatan Gempur Stunting mampu berkolaborasi dengan pihak Puskesmas dalam memantau kesehatan anak-anak sehingga terhindar dari stunting,” katanya.

Ia menyebut, jika pencegahan stunting yang dilakukan sejak anak masih berada di kandungan ibunya. Selain memberikan asupan gizi yang baik, para ibu hamil diimbau untuk memeriksakan atau berkonsultasi terkait kehamilannya, menjaga ASI eksklusif serta senantiasa memantau tumbuh kembang anak di Posyandu.

“Para Kader PKK dan Posyandu agar tetap bersinergi dan bergandengan tangan dalam upaya percepatan pencegahan dan penurunan stunting melalui Kampung KB, Bina Keluarga Remaja, Bina Keluarga Balita, Posyandu Balita, Posyandu Remaja dan dapur sehat atasi stunting,” sebutnya dr.Yohnly.

Komitmen 2030 Pemkab Sergai Nihil Stunting

Mengacu pada WHO, batasan jumlah keseluruhan kasus penyakit yang terjadi pada waktu tertentu (prevalensi) stunting di suatu wilayah adalah sebesar 20%.

Secara nasional, sesuai dengan data yang dihimpun Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), prevalensi stunting mengalami penurunan dari sebelumnya di angka 30,8% di tahun 2018, menjadi 24,4% pada tahun 2021.

Hal serupa juga terjadi dalam skala Kabupaten Sergai. pada tahun 2019 prevalensi stunting di kabupaten Serdang Bedagai berada di angka 36,2%, pada tahun 2021 angkanya menyusut menjadi 20%.

Dalam hal ini Kabupaten Sergai telah mencanangkan prevalensi stunting ada di bawah 14% pada tahun 2024 dan sudah nihil di tahun 2030.

Kepada seluruh pihak yang terlibat dalam upaya pengentasan stunting dapat berperan aktif. Kepada para Camat, Kepala Desa, jajaran tenaga kesehatan, Kader PKK dan Posyandu hingga bidan mampu menerjemahkan program yang telah disusun sebagai upaya dalam melandaikan angka stunting.

“Posyandu juga mesti terus dilakukan. Dengan itu, kita bisa mengetahui balita mana yang punya risiko terhadap stunting, sehingga lebih mudah untuk melakukan upaya penvegahannya,” tutup Kadis Kesehatan dr.Yohnly Boelian Dachban.(Adv).

Print Friendly, PDF & Email
Bagikan :