MATTANEWS.CO, CIAMIS – Dalam rangka mempertahankan tradisi dan budaya dari karuhun (leluhur), setiap memasuki bulan muharam yang jatuh pada hari jumat kliwon, masyarakat pangandaran dan para sesepuh menggelar Tradisi Hajat Laut (Syukuran Nelayan) Basisir (pesisir/tepi pantai).
Hajat laut merupakan bentuk rasa syukur masyarakat pantai Pangandaran kepada Tuhan yang Maha Esa, karena dengan adanya laut para nelayan bisa menghasilkan ikan, artinya menjadi mata pencaharian juga ladang usaha mereka.
Kepulan asap dari kemenyan yang disimpan dalam sebuah kendi pendek terbuat yang terbuat dari tanah liat mengiringi sekitar 30 warga yang akan melakukan Hajat Laut di pesisir pantai barat Desa Pananjung, Kecamatan Pangandaran, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat. Jumat (27/8/2021).
Para lelaki dengan berpakaian kemeja polos dan celana pangsi dipadukan dengan memakai iket kepala (ikat kepala) bersiap-siap untuk merayakan hajat laut dengan tugasnya masing-masing.
Baju kemeja polos dan celana pangsi adalah pakaian adat budaya sunda yang selalu dipakai dalam acara-acara kebudayaan, memiliki dua warna yakni warna hitam dan warna putih, memiliki ukuran longgar serta celana yang juga longgar dan panjangnya tidak melebihi mata kaki. Pakaian ini umumnya dipakai oleh laki-laki.