MATTANEWS.CO, CIAMIS – Siapa yang tak mengetahui tentang cerita legenda Lutung Kasarung yang mengisahkan seekor monyet yang berubah menjadi seorang pangeran. Legenda yang berasal dari cerita rakyat tersebut banyak didengar di kalangan masyarakat terutama masyarakat Sunda Jawa Barat.
Namun siapa sangka legenda yang cukup fenomenal tersebut berasal dari Kabupaten kecil yaitu Kabupaten Ciamis Jawa Barat. Cerita legenda ini memang identik dengan budaya sunda dan sering menjadi dongeng bagi anak-anak Indonesia. Bahkan kisah lutung kasarung pernah diangkat dalam sebuah film layar lebar dan juga menjadi judul lagu penyanyi rap Iwa K.
Cerita lutung kasarung diperkuat dengan adanya peninggalan situs sejarah yang hingga kini sebagian orang masih mempercayainya. Situs tersebut terletak di Desa Gunung Cupu, Kecamatan Sindangkasih, Kabupaten Ciamis.
Berbeda dengan kenyataan, kisah yang melegenda itu tak berbanding lurus dengan kondisi situs yang nampak memprihatinkan.
Selain ditumbuhi oleh rumput liar yang menjadi pemandangan yang tak sedap dipandang mata, ditambah pula sampah rumah tangga yang menggunung di area situs tersebut.
Youtuber peduli lingkungan Dilan yang memiliki chanel Sabatang Heula mengungkapkan keprihatinan kala ia hendak mengeksplore wilayah situs tersebut.
“Tadinya saya mau eksplore tentang situs ini untuk di konten youtube saya. Namun miris, melihat gundukan sampah yang sangat banyak ini di tempat sakral yang sarat akan sejarah dan budaya ini,” ungkap Dilan saat di Wawancara Minggu (7/3/2021).
Ia menyayangkan akan kesadaran masyarakat tentang kepedulian terhadap sampah. Terlebih, berdekatan di situs tersebut terdapat sungai kecil yang menurutnya dikhawatirkan sampah tersebut akan menyumbat sungai.
“Lihat saja di sungai itupun banyak sampah yang menumpuk. Ini pemerintah setempat sosialisasi baik dalam hal penganggaran kayak gimana ya, saya juga bingung, situs ini padahal bisa jadi daya tarik, namun ini koq terbengkalai seperti ini,” ungkapnya.
Sebelum memasuki area situs nampak terlihat hiasan gang dan dengan cat warna-warni yang menghiasi, juga terdapat kamar mandi komunal yang merupakan bantuan dari pemerintah.
“Menurut informasi dari warga sekitar pada tahun 2019, wilayah ini sempat mendapat perhatian dari pemerintah. Bahkan sempat dijuluki kampung legenda karena dari depan gang terlihat rapih dan bersih. Namun coba dong situsnya juga dirawat, jangan ada gunungan sampah seperti ini. Masa untuk WC saja menganggarkan sebesar 150 juta rupiah,” paparnya.
Ia berharap agar kesadaran dan kepedulian dari berbagai pihak dapat ditumbuhkan, agara situs itu bisa dirawat dan ditata dengan baik.
“Saya harap masyarakat sendiri sadar dan pemerintah juga tidak bisa tutup mata begitu saja. Nanti saya coba konfirmasi ke Desa setempat. Kalau ditata dan dirawat dengan baik, asa untuk situs lutung kasarung ini se semerbak legendanya,” pungkasnya.