Penulis: Taufik
ASAHAN, Mattanews.co – Dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, TP PKK Kabupaten Asahan gelar silaturrahim dan pengajian akbar, di Lapangan MTs Atthoyyibin Desa Tanah Rakyat Kecamatan Pulo Bandring, Sabtu(9/11/2019)
Pengajian kaum ibu se- Kecamatan Pulo Bandring ini dirangkai dengan penyantunan 50 anak yatim, 50 kaum Dhuafa dan 100 orang fakir miskin yang diserahkan oleh Sekretaris Daerah Asahan, Taufik Zainal Abidin.
Turut hadir dalam pengajian akbar tersebut Anggota DPRD Asahan Dapil VII Suyono, Asisten II Ekbang Pemkab Asahan Jhon Hardi Nasution, Plt Asisten Pemerintahan, Asisten Administrasi, OPD, Wakil Ketua TP PKK Ny Yusnila Indriati Taufik, Pengurus PKK Asahan, Camat dan unsur Forkopimcam serta Kepala Desa se- Kecamatan Pulo Bandring.
Anggota DPRD Asahan Dapil VII, Suyono dalam sambutannya mewakili masyarakat Pulo Bandring menyampaikan bahwa pertemuan tersebut merupakan momen baik untuk kemajuan kecamatan ke depan. Hal itu dibuktikan dengan kehadiran masyarakat untuk menghadiri acara tersebut.
“Saya berharap kekompakan kita hari ini dapat terus dipertahankan, hal ini penting dalam rangka mendukung program program Pemerintah Kabupaten Asahan di bawah kepeminpinan Bupati Asahan H. Surya dan Sekretaris Daerah Taufik Zainal Abidin, demi mewujudkan Asahan Religius, Sehat, Cerdas dan Mandiri,” pungkasnya.
Sedangkan Sekretaris Daerah Asahan, Taufik Zainal Abidin mengatakan, ibu adalah sosok wanita yang berperan sebagai pelengkap dalam kehidupan rumah tangga antara suami, istri, ibu dengan anak, juga antara keluarga dan saudara serta masyarakat.
“Ibu menjadi cermin baik dan tidaknya sebuah keluarga. Seorang ibu yang baik dan saleha tentu akan mengajarkan hal yang sama kepada anak-anaknya, serta mampu menjadi seorang yang menyenangkan dan berbakti kepada suami,” katanya.
Lanjutnya, seorang ibu selalu dibutuhkan, selalu dirasa sebagai sesuatu yang kurang jika tak terdapat sosoknya, dalam keseharian selalu didengar mengenai surga berada di bawah telapak kaki ibu.
“Apakah maksud dari kalimat tersebut? Tentu maksudnya ialah seorang ibu merupakan sosok wanita mulia yang di dalam ridhanya ada surga bagi anak-anaknya,” ujarnya.
Lanjutnya, mewujudkan masyarakat yang religius sesuai visi dan misi Kabupaten Asahan tentu tidaklah semudah mengucapkan.
“Diperlukan berbagai upaya yang sistematis, terarah dan terukur dengan berbagai program kegiatan yang mampu mendorong semangat umat untuk terus membangun, seperti apa yang kita lakukan pada hari ini dengan menyelenggarakan kegiatan silaturahmi dan pengajian akbar dalam rangka peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, yang memiliki kekhususan, sekaligus dapat kita jadikan sebagai pencerahan rohaniah terhadap kualitas keimanan dan keharmonisan bagi kita semua,” ucap Taufik.
Masih kata Taufik, oleh karena itu kegiatan silaturahmi dan pengajian akbar harus didorong dan tingkatkan lagi intensitas penyelenggarannya, sehingga paling tidak pembangunan keagamaan untuk mewujudkan masyarakat Asahan yang religius dan rukun dalam kebhinekaan tetap berjalan pada arah yang benar.
“Terima kasih kepada Camat Pulo Bandring, TP PKK Asahan serta seluruh kepanitiaan yang telah berbuat, sehingga terselenggaranya kegiatan silaturahmi dan pengajian akbar pada hari ini,” tukasnya.
Sementara dalam tausiahnya, Ustadz Saimin NK mengingatkan bahwa sesama umat islam yang beriman kepada Allah jangan pernah saling hujat menghujat, saling fitnah dan adu domba apalagi saling menyebarkan ujaran kebencian dan hoax kepada sesama umat.
“Selain itu ada beberapa macam jihad, dan jihad yang paling berat adalah jihad melawan hawa nafsu dan jihad yang paling mudah adalah mendoakan orang untuk mendapatkan hidayah,” katanya.
Untuk itu, sesama ummat muslim harus berlomba-lomba berbuat kebajikan dan memperluas ladang amal ibadah untuk bekal di akhirat nanti.
“Nabi Muhammad SAW diutus oleh Allah SWT untuk memperbaiki akhlak manusia, dan meneguhkan kembali kecintaan kepada Rasulullah SAW. Bagi seorang mukmin, kecintaan terhadap Rasulullah adalah sebuah keniscayaan, sebagai konsekuensi dari keimanan. Kecintaan pada utusan Allah ini harus berada di atas segalanya, melebihi kecintaan pada anak dan isteri, kecintaan terhadap harta, kedudukannya, bahkan kecintaannya terhadap dirinya sendiri,” ujarnya.
Sambungnya, Rasulullah bersabda, Tidaklah sempurna iman salah seorang dari kalian hingga aku lebih dicintainya daripada orangtua dan anaknya. (HR. Bukhori).
Editor: APP