[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Klik Disini Untuk Mendengarkan Berita”]
MATTANEWS.CO, PALEMBANG – Hanya berselang satu jam saja, Anggota Reskrim Polsek Plaju pimpinan, Katim Opsnal Buser, Aipda Bambang, berhasil mengamankan Fauzi (50). Tersangka yang dijemput paksa petugas ini, ditangkap tidak jauh dari rumahnya, sesaat menghabisi nyawa kakak kandungnya, M Nur Badarudin (58), ketika bertengkar di rumahnya, Jalan Tegal Binangun Lorong Pipa 1 Kelurahan Plaju Darat Kecamatan Plaju, Senin (20/9/2021).
“Benar, tersangka sudah kita amankan satu jam setelah kejadian. Kini kita masih ambil keterangan tersangka,” jelas Kapolsek Plaju, Iptu Novel Siswandi Kurniawan didampingi Kanit Reskrim, Iptu Wahab, saat press release.
Kapolsek Plaju menjelaskan, motif peristiwa ini tidak lain, salah paham sengketa lahan.
“Mereka ini masih bersaudara, korban kakak kandungnya sendiri. Keributan berlatar sengketa tanah. Korban ini menebang pohon kelapa yang ditanam pelaku diatas lahannya sendiri. Mengetahui telah ditebang, tersangka naik pitam dan memukul korban hingga pingsan. Naasnya, pukulan tersebut membuat korban meninggal dunia,” ungkap Kapolsek.
Bapak berpangkat balok dua ini menambahkan, akibat ulah tersangka, dikenakan pasal 351 ayat (3) tentang penganiayaan yang menyebabkan korban meninggal dunia.
“Ancaman diatas lima tahun,” terangnya.
Saat diwawancarai, tersangka mengaku menyesal.
“Tidak ada niatan saya untuk membunuh kakak saya sendiri pak, saya hanya memberikan pelajaran saja,” ungkapnya.
Diungkapkan tersangka, dirinya tidak mengira bakal berakhir seperti ini.
“Sebelum kejadian, anak saya bilang pohon kelapa yang saya tanam ditebang korban. Sekejap itu saya mendatanginya dan bertanya. Namun, korban malah marah dan terjadilah pertengkaran. Saat itu korban sempat melempar kursi, tapi saya balas. Lalu, saya mengambil bambu dan memukulnya kearah dada dan paha. Meski sebenarnya sempat ditangkis korban, namun itulah yang menyebabkan korban pingsan. Memang ada tetangga yang bermaksud membawa korban, tapi saya cegah dan mengancam warga siapa saja yang mendekat, saya ancam dengan pisau bayonet. Setelah itu saya tinggalkan,” pungkasnya.