[responsivevoice_button voice=”Indonesian Female” buttontext=”Klik Disini Untuk Mendengarkan Berita”]
MATTANEWS.CO, TANAH DATAR – Pascabencana banjir atau disebut galodo di tahun 2018 di Jorong Piubuh , Tanjung Bonai, Tanah Datar Sumatera Barat (Sumbar) yang memakan korban jiwa, bantuan demi bantuan masuk ke daerah tersebut.
Sumbangan berupa dana hingga ratusan juta rupiah dan 200 sak semen untuk pembangunan Jembatan Code yang rusak.
Namun pembangunan jembatan yang sempat rusak tersebut, hanya menggunakan sekitar 60 sak saja. Untuk anggaran yang terserap pun, belum diketahui berapa digunakan.
Setelah hampir 3 tahun pascakejadian tersebut, tidak pernah ada laporan dari Wali Nagari Tanjung Bonai ke warganya. Sehingga menimbulkan pertanyaan dari para warga di lokasi bencana tersebut.
Ia mengakui, awal tahun 2020 lalu pernah mempertanyakan hal ini kepada Wali Nagari Tanjung Bonai, dan diakui dipakai untuk pembangunan jembatan Code, di Tanjung Bonai Tanah Datar, sebanyak lebih kurang 60 sak. Sementara, sisanya belum dijawab walinagari.
Aldoris, warga sekitar mengatakan, bantuan dana tersebut harusnya disalurkan ke warga yang terkena dampak bencana alam, bukan kegiatan lain yang sudah ada masing-masing posnya.
“Jembatan Code dibantu oleh dana CSR PT Bukit Asam, yang anggarannya jelas,” ucapnya, Sabtu (13/2/2021).
Ia menilai, jika transparansi dari Wali Nagari Tanjung Bonai tidak jelas. Padahal dalam jargon visi dan misinya tertulis transparansi, tapi transparan setelah didesak pengunaannya.
“Secara personal, kami akan buat laporan tertulis ke kejaksaan. Biar semua jelas, termasuk sumbangam dana galodo,” pungkasnya.
Sementara itu, ketika dikonfirmasikan ke Wali Nagari Tanjung Bonai Lutfhi Datuk Majo Besar, dia akan merincikan pengunaan semen pada hari Senin (15/02/21) depan.
“Insyaallah hari senin depan rinciannya,” katanya.
Selain itu ia juga mengatakan, jika untuk lebih jelas tentang semen bantuan ini, dipertanyakan langsung kepada Zul Irfan yang lebih banyak tahu liku – liku pekerjaan jembatan itu.
“Coba kroscek sama Pak Zul Irfan (pemborong pembangunan jembatan), yang lebih banyak tahu liku-liku pekerjaan jembatan itu,” ucapnya.
Diketahui, bantuan bencana galodo atau banjir bandang di jorong Piubuh Nagari Tanjung Bonai, hampir tiga tahun tidak diketahui pengunaan anggarannya.
Dugaan adanya ketidaktransparannya pihak nagari juga, sudah dilaporkan ke pihak kepolisian. Dan menurut sebuah sumber, Wali Nagari Tanjung Bonai Tanah Datar juga sudah dipanggil untuk dimintai klarifikasi.