MATTANEWS.CO. PEMATANGSIANTAR – Pelaksanaan upaya mengakhiri tuberculosis di Kota Pematangsiantar dapat mencapai tingkat akar rumput melalui pelibatan dan pemberdayaan anggota masyarakat.
Menurut, Ketua Yayasan Mentari Meraki Asa (YMMA) TM Azmi Aziz, upaya tersebut akan dilakukan oleh YMMA dengan menggandeng beberapa organisasi kemasyarakatan seperti Aisyiyah, Muslimat NU, BKMT, Karang Taruna, CBR dan masyarakat sipil lainnya.
“Semuanya untuk berkontribusi menjadi Kader TBC YMMA Kota Pematangsiantar,” jelas Azmi.
Azmi menerangkan, merujuk pada buku saku Kader Program Penanggulangan Tuberkulosis (Direktorat Jenderal Pencegahan dan Penyehatan Lingkungan, Departemen Kesehatan RI, 2009), Kader TBC adalah anggota masyarakat yang terlatih dan bekerja secara sukarela dengan nilai kemanusiaan dalam membantu program pencegahan dan pengendalian TB di Indonesia.
Untuk data, cakupan penemuan kasus TB Paru Baru tahun 2016 sebanyak 574, tahun 2017 sebanyak 598, tahun 2018 sebanyak 684, tahun 2019 sebanyak 784 dan sampai september 2020 mencapai 492.
Untuk data angka penemuan semua kasus TB tahun 2019 dan 2020 itu tertinggi di Puskesmas kecamatan Siantar Martoba, kecamatan Siantar Utara.
Pada tahun 2018, ada 11 orang meninggal karena TBC dan tahun 2019 sebanyak 18 orang.
“Namun secara keseluruhan angka kesembuhan TBC di Kota Pematangsiantar mencapai angka 90%,”.
Sebagai bentuk upaya memandirikan masyarakat dalam mengatasi permasalahan TBC, YMMA telah merekrut 31 orang kader untuk ditempatkan di 8 Kecamatan. Serta, 27 Wilayah kerja Puskesmas dan melaksanakan pelatihan kader TBC di Aula MUI jalan Kartini, kelurahan Timbang Galung, Kecamatan Siantar Barat, Pematangsiantar, (5-8/4/2021) lalu.
Pelatihan tersebut yang bermuatan dan mencakup Pengetahuan tentang Tuberkulosis (TB Sensitif Obat, TB Resisten Obat, Pencegahan/TPT), Pengetahuan dan praktik tentang Investigasi kontak, Pengetahuan Alur rujukkan fasilitas pelayanan kesehatan (FKTP, FKTRL, BPJS Kesehatan).
Pengetahuan Faktor risiko dan deteriminan sosial HIV/AIDS, Diabetes Mellitus, Kepadatan, Kemiskinan, Gizi , Pengetahuan dan praktik Komunikasi efektif untuk rujukkan dan pendampingan pasien, Pengetahuan dan praktik pencatatan dan pelaporan Investigasi Kontak, TB SO, TB RO, Pengetahuan sensitivitas isu hak asasi manusia dan kesetaraan gender dalam program TBC.
TM Azmi Aziz berharap kota Pematangsiantar terbebas dari TBC.
“Dengan adanya pelatihan ini di kota Pematangsiantar, saya berharap panyakit TBC dapat berkurang ataupun terbebas dan kami siap menjadi konseling TBC,” ucapnya.
Pelatihan kader ini dibuka secara langsung oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar, yang didampingi Ketua YMMA Kota Pematangsiantar, TM Azmi Aziz, Ketua PD Aisyiyah P.Siantar, Hj.Marintan Lubis, Pimpinan Karang Taruna Kota P. Siantar, Novrizal, Sekretaris Komisi Penanggulangan Aids Kota P.Siantar, Dedi dan Ketua Yayasan CBR, Augus Marpaung di Aula MUI.
Ronald Siregar, mendukung program YMMA tersebut. “Program ini mengedukasi masyarakat agar lebih pintar dalam menganalisis penyakit dan berharap pengkaderan ini sukses, ucapnya.
Pelatihan kader TBC diisi oleh Narasumber dan Fasilitator Terlatih yang berasal dari, Kabid P2P dan Wasor TBC Dinas Kesehatan Kota P.Siantar, Pengelola Program TB Puskesmas Singosari, Pengelola Program KPAD, Pimpinan Karang Taruna Siantar Timur, Ketua PD Aisyiyah P. Siantar, Majelis Kesehatan PD Aisyiyah Simalungun dan Ketua YMMA Pematangsiantar.