MATTANEWS.CO,TULUNGAGUNG Wakil Bupati Tulungagung H. Gatut Sunu Wibowo, S.E., menyebut prosesi Jamasan dilaksanakan sebagai upaya melestarikan budaya para leluhur Jawa.
Selain itu, Orang Nomor 2 Kabupaten Tulungagung mengatakan ritual Jamasan ini merupakan ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa sekaligus sebagai permohonan serta harapan agar di masa yang akan datang masyarakat Tulungagung khususnya sekitar bisa lebih baik lagi dan terhindar dari segala malapetaka.
Hal ini disampaikan pada saat sambutan mewakili Bupati Tulungagung Drs. Maryoto Birowo, M.M., dalam rangka Jamasan dan Hibah Pusaka 2022 sekaligus memperingati Hari Ulang Tahun ke-77 Republik Indonesia bertempat di Wisata Gunung Budeg Desa Tanggung Kecamatan Campurdarat, Kabupaten Tulungagung, Selasa (2/8/2022) Sore.
“Atas nama pribadi dan Pemerintah kabupaten Tulungagung, saya ucapkan terima kasih kepada seluruh panitia yang terlibat dalam kegiatan Jamasan dan Hibah Pusaka 2022 bisa berjalan lancar dan sukses,” ucap Gatut Sunu Wibowo mengawali sambutannya.
Gatut Sunu Wibowo menambahkan jamasan pusaka merupakan kegiatan mencuci senjata. Meski demikian, juga bisa dimaknai sebagai pembersihan diri, yang biasanya dilakukan pada bulan Suro.
“Jamasan dari kata jamas yang artinya cuci, membersihkan, atau mandi. Sedangkan Jamas itu kromo inggil, untuk bahasa ngokonya artinya kumbah,” tambah Wabup Tulungagung seorang Kader PDI Perjuangan itu.
“Sedangkan pusaka adalah benda yang dipercayai mempunyai kekuatan tertentu, seperti gong, keris, tombak, kereta pusaka, dan berbagai macam jenis pusaka lainnya,” imbuhnya.
Lebih lanjut Gatut Sunu Wibowo menjelaskan prosesi jamasan peninggalan budaya leluhur senantiasa dilestarikan sehingga generasi muda semakin mengerti dan memahami sebuah kebudayaan.
Selain itu, ungkapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan sekaligus sebagai permohonan serta mengharapkan di masa mendatang masyarakat Tulungagung khususnya sekitar diberikan berkah dan dijauhkan dari malapetaka.
“Jamasan dan Hibah Pusaka ini juga dikaitkan dengan semangat nilai-nilai luhur dan mendoakan Rahayuning Nusa dan Bangsa serta merupakan kegiatan yang baik dan patut diapresiasi,” terangnya.
“Disamping itu memberikan pesan-pesan moral yang bisa digali sebagai warisan sejarah sekaligus pentingnya menjaga warisan adiluhung yang juga merupakan satu yang harus senantiasa kita perkokoh demi terus tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia,” tandas Wakil Bupati Tulungagung seorang Pengusaha itu.