MATTANEWS.CO,TULUNGAGUNG– Pemerintah kabupaten Tulungagung melalui Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan meminta kepada masyarakat agar mewaspadai dengan adanya penyakit Lumphy Skin Disease (LSD).
Adapun penyakit kulit tersebut menyerang pada hewan ternak baik sapi (Lembu.red) dan kerbau yang disebabkan oleh virus famili poxviridae.
Pernyataan itu dikatakan oleh Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Tulungagung, Ir. Mulyanto, S.Pt., M.M., di ruang kantornya, Kamis (19/1/2023).
“Kewaspadaan dini antisipasi penyakit LSD mulai menyerang hewan ternak baik sapi atau kerbau,” ucap Mulyanto.
“LSD ini merupakan salah satu penyakit lintas batas yang disebabkan oleh virus famili poxviridae,” imbuhnya.
Dia menambahkan penyakit kulit yang menyerang pada hewan ternak itu memiliki gejala yang tampak yaitu adanya lesi atau kerusakan pada kulit.
“Apabila hewan ternak sudah terjangkit dapat menyebabkan kematian akibat infeksi sekunder,” tambahnya.
Lebih lanjut Mulyanto menjelaskan adapun dampak dari penyakit LSD pada ternak biasanya hingga 45 persen kelompok ternak bisa terinfeksi dan tingkat mortalitas (Kematian.red) bisa mencapai 10 persen.
Selain itu, dampak ekonomi penyakit karena emasiasi (Kehilangan kondisi tubuh karena tidak mau makan.red) akan kehilangan produksi susu temporer atau permanen.
“Penurunan atau kehilangan seluruhnya fertilitas pada sapi jantan dan sapi betina, keguguran dan kerusakan kulit yang permanen,” terangnya.
“Seiring dengan adanya wabah PMK (Penyakit Kulit dan Kuku) pada hewan ternak di Indonesia, Penyakit LSD yang juga disebabkan oleh virus masuk ke wilayah negara Indonesia melalui lalu lintas ternak,” sambungnya.
Penyebaran LSD ini sudah menyebar di beberapa kabupaten di Provinsi Jawa Timur, lebih dalam Mulyanto memaparkan pihaknya dalam upaya mengantisipasi dan mencegah telah melakukan beberapa langkah-langkah.
“Survailans Penyakit LSD sebagai bentuk deteksi dini dilaksanakan di 7 wilayah kerja Puskeswan di Tulungagung, diantaranya Puskeswan Kedungwaru, Puskeswan Campurdarat, Puskeswan Kalidawir, Puskeswan Ngunut, Puskeswan Rejotangan, Puskeswan Sendang dan Puskeswan Besuki,” paparnya.
“Disamping itu melakukan vaksinasi LSD diprioritaskan untuk sapi perah di bawah naungan koperasi atau koperasi serba usaha, atau unit usaha persusuan,” imbuhnya.
“Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) kepada seluruh masyarakat peternakan tentang penyakit hewan menular di seluruh wilayah kerja Puskeswan,” kata Mulyanto menambahkan.
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Tulungagung mengimbau kepada masyarakat yang memiliki hewan ternak agar melakukan desinfeksi kandang dan lingkungan kandang secara rutin, serta pembasmian serangga sebagai sektor penularan LSD.