Example 728x250 Example 728x250
BERITA TERKINI

Program Rintis Desa Kader Demokrat Adi Toegarisman, untuk Transformasi Peternakan Sapi di Tulungagung

×

Program Rintis Desa Kader Demokrat Adi Toegarisman, untuk Transformasi Peternakan Sapi di Tulungagung

Sebarkan artikel ini

MATTANEWS.CO, TULUNGAGUNG – Rintis Desa, yang lebih dikenal sebagai program Rekayasa Intensifikasi Ternak Induk Sapi Pedesaan, merupakan inisiatif dari Calon Anggota Legislatif DPR RI dari Partai Demokrat Daerah Pemilihan Jawa Timur VI Nomor Urut 2, Dr. H. M. Adi Toegarisman, S.H., M.Hum., dengan tujuan mewujudkan Kabupaten Tulungagung sebagai lumbung sapi.

Dalam program ini, fokus utamanya adalah mengintensifkan ternak induk yang sudah ada tanpa menambah atau membeli sapi baru, dengan upaya agar sapi milik peternak bisa mengalami kehamilan.

“Dengan program Rintis Desa ini kami berkomitmen mewujudkan Kabupaten Tulungagung menjadi lumbung sapi,” ucap pria kelahiran 28 Februari itu.

Adi Toegarisman, yang sebelumnya pernah menjabat sebagai Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus di Kejaksaan Agung Republik Indonesia dan Kajari DKI Jakarta, menyatakan bahwa program Rintis Desa juga mencakup Inseminasi Buatan (IB) untuk sapi di wilayah Kabupaten Tulungagung.

Menurutnya, program ini telah berjalan selama empat bulan dan berhasil menjangkau 250-400 ekor sapi. Dengan tingkat keberhasilan mencapai sekitar 70 persen berdasarkan data sementara. Adi Toegarisman menambahkan bahwa program ini terlaksana sebagai respons terhadap temuan sapi yang tidak bisa mengalami kehamilan di Tulungagung, dengan IB menjadi salah satu solusinya.

“Karena sapi tidak bisa bunting salah satu faktornya ada penyakit yakni miom atau karena faktor lain,” tambahnya.

Proses Inseminasi Buatan Libatkan Analisis Dokter Hewan 

Proses IB melibatkan analisis oleh kader, seperti dokter hewan. Yang kemudian melakukan pengobatan atau bahkan operasi terhadap sapi yang sakit sebelum melakukan IB. Setiap sapi yang menjalani proses IB dengan pemberian hormon dan bibit IB. Seperti Belgian Blue, dengan biaya per sapi mencapai 250 ribu rupiah.

“Analisa Per sapi itu oleh kader kita yakni dokter hewan (drh) Budi. Dan memang kenyataan di masyarakat itu banyak dan tidak sedikit sapi yang sakit,” jelasnya.

Adi Toegarisman menekankan bahwa program Rintis Desa ini tidak hanya berfokus pada penyelesaian masalah secara singkat, tetapi juga berkelanjutan. Hal ini untuk menjaga dan meningkatkan populasi sapi di Kabupaten Tulungagung, yang memiliki nilai ekonomis penting bagi masyarakat setempat.

Dengan adanya program ini, harapannya tradisi “Rojo Koyo” atau tabungan keluarga dalam bentuk sapi dapat terwujud secara nyata. Dan Kabupaten Tulungagung dapat menjadi lumbung sapi yang produktif di masa depan.

“Dan Insya Allah, dengan program Rintis Desa secara intens dan berkelanjutan nanti akan terjadi proses penambahan populasi. Sehingga yang namanya tradisi Rojo Koyo di masyarakat akan tercapai suatu saat (Isya Allah) Tulungagung akan menjadi lumbung sapi,” pungkasnya. (Ferry Kaligis)