Example 728x250 Example 728x250
NUSANTARA

Kondisi Harga Sayuran Anjlok, Dispertan Pemalang Serap Komoditas Petani lokal

×

Kondisi Harga Sayuran Anjlok, Dispertan Pemalang Serap Komoditas Petani lokal

Sebarkan artikel ini

MATTANEWS.CO, PEMALANG – Dalam rangka bela -beli produk sayuran yang mengalami kondisi harga rendah di tingkat petani, Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, mengadakan penjualan paket sayuran hasil produksi petani lokal, pada Jumat (18/10/2024) di Kantor Dinas Pertanian.

Paket sayuran yang dijual meliputi kol atau kubis, wortel, tomat, seledri, dan bawang daun dengan harga terjangkau, yaitu Rp5 ribu per paket.

Kepala Dinas Pertanian Pemalang, Suprayitno, melalui Kepala Bidang Tanaman Pangan Hortikultura, Iing Winarso, menyatakan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk menyerap komoditas petani yang harganya sedang anjlok.

Sebanyak 1.000 paket sayuran habis terjual hanya dalam beberapa jam sejak dibuka, karena tingginya antusiasme Aparatur Sipil Negara (ASN) dan masyarakat sekitar yang datang memborong.

“Awalnya kami hanya menyediakan 600 paket. Namun, karena tingginya permintaan dari OPD dan masyarakat, kami menambah hingga 1.000 paket, tetapi tetap masih kurang,” ujar Iing Winarso.

Iing menambahkan bahwa penjualan ini akan terus dilakukan hingga harga komoditas sayuran petani, khususnya kubis, kembali stabil.

Rencananya, penjualan serupa akan diadakan lagi pada Senin depan dan jika harga belum membaik, Dispertan akan menggelar penjualan di acara Car Free Day.

“Harga kubis saat ini fluktuatif, ada yang dijual Rp800 hingga Rp1.500 per kilogram. Meski begitu, tidak semua harga di kelompok tani murah, ada yang sudah mulai naik,” jelasnya.

Ia juga menjelaskan bahwa kegiatan ini didanai secara swadaya oleh pegawai Dispertan Pemalang dan tidak menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD). Langkah ini diambil sebagai upaya untuk membantu para petani yang terdampak penurunan harga komoditas.

“Ini adalah upaya kecil kami untuk meringankan beban petani yang harga produknya anjlok. Ini semua swadaya dari rekan-rekan dinas, bukan dari APBD, karena memang tidak ada anggaran untuk itu,” kata Iing.

Menurut informasi yang diterima Dispertan Pemalang, anjloknya harga kubis di wilayah tersebut dipengaruhi oleh turunnya permintaan dari pedagang luar daerah, seperti Jakarta, Cikarang, dan Cirebon. Meski demikian, Dispertan terus berupaya mencari solusi agar harga sayuran bisa kembali normal.

Iing juga menduga bahwa penurunan harga kubis secara nasional mungkin terkait dengan adanya program bantuan pangan dari pemerintah untuk penanganan stunting, yang mengurangi daya beli masyarakat terhadap sayuran.

“Kami belum tahu pasti apakah ini pengaruh dari program tersebut, tapi jika masyarakat sudah mendapat daging, beras, dan telur, konsumsi sayuran bisa berkurang, sehingga memengaruhi harga kubis secara nasional,” pungkasnya.