Example 728x250 Example 728x250
BERITA TERKINI

Dituding Terjangkit Corona Novita Nyaris Urung ‘Beranak’

×

Dituding Terjangkit Corona Novita Nyaris Urung ‘Beranak’

Sebarkan artikel ini

Reporter : Rahmat

OKI, Mattanews.co – Novita (22), Ibu muda asal Desa Tanjung Alai, Kecamatan Sirah Pulau Padang hanya bisa terdiam tanpa bisa berbuat apa-apa. Sedikit pun ia tak pernah membayangkan sama sekali. Hanya gara-gara suhu tubuhnya meningkat, sejumlah perawat RSUD Kayuagung justru menuding dirinya terinfeksi virus korona.

Ironisnya, tudingan keji menjelang operasi persalinan tersebut ternyata keliru besar. Dirinya dinyatakan terbebas dari infeksi virus Covid-19, setelah dibawa ke Rumah Sakit Muhammad Hoesin Palembang.

Dengan penanganan pasien profesional, Novita melahirkan normal tanpa harus operasi caesar Seperti diagnosa dari RSUD Kayuagung.

Belakangan diketahui, penyebab suhu tubuhnya meningkat lantaran alergi obat bius. Selain itu, Novita mengakui saat itu ia sedikit cemas. Apalagi jadwal operasi persalinan waktunya kian mendekat.

Peristiwa memilukan ini menjadi catatan kelam bagi dunia kesehatan. Ancaman bahaya kematian korona tak mampu menjadi penawar kepanikan bagi tenaga medis. Tentunya, satu sikap yang diharamkan dalam dunia keperawatan.

Drama sejumlah perawat dengan pengetahuan medis terbatas telah terjadi. Selain mendulang kehebohan, insiden tersebut berujung dampak sosial bagi Novita dan keluarga besarnya.

Isu virus korona yang menjangkiti Anita menyebar cepat. Akibatnya warga sekitar heboh diliputi kecemasan. Bahkan beberapa kerabat merasa takut berkunjung kerumah. Secara lengkap, seperti dituturkan salah satu keluarganya, Suandi kepada awak media

“Operasi kelahiran dijadwalkan akan berlangsung siang. Sedangkan Novita dan kerabat lainnya, sejak jam 7 pagi sudah berada di rumah sakit,” terangnya Rabu (01/03/2020) lalu.

Alih-alih memperoleh pelayanan sampai persalinan selesai. Novita sebagai pasien, semakin terkucilkan setelah ditinggalkan sejumlah perawat.

“Tadinya, sebelum ia diantar menuju meja operasi persalinan, perawat terlebih dulu hendak memberikan tindakan medis kepadanya,” terang Suandi.

Suhai, ibunda kandung Novita didampingi adiknya Darnensi meneruskan. Diterangkannya, perawat sempat menanyakan riwayat perjalanan anaknya. Lantaran merasa tidak ada yang perlu ditutupi, anaknya jujur menjawab bahwa sebelumnya, ia bersama suaminya menetap di Kota Batam. Tetapi saat ini ia pulang kampung.

Kepulangan Novita, akhir Desember 2019 lalu, dikatakan Suhai atas permintaan dirinya. Ia mengaku tak tenang bila kelahiran cucunya tanpa didampingi dirinya.

“Sebagai orangtua sudah sewajarnya dirinya mengkhawatirkan keselamatan anaknya. Lagipula saya sudah tak sabar liat cucu,” ungkapnya.

Tak lama berselang, Suhai mengaku mendengar obrolan kecil sesama perawat. Lalu. menurutnya, dirinya sempat juga menimbulkan keriuhan kecil saat mereka tengah membahas korona. Perawat menuding Anita terjangkit korona.

“Hampir bersamaan, perawat berhamburan keluar. Mereka takut ketularan korona. Anak saya ditinggal. Jujur, sakit hati saya mendengar fitnah keji tersebut. Apalagi jelang waktu persalinan, anak saya malah diterlantarkan begitu saja,” ungkapnya sedih.

“Jujur saya waktu itu menangis. Saking keselnya, saya teriak sembari mengatakan, tak mungkin Novita terinfeksi korona. Kami semua bisa mati jika tuduhan itu memang benar,” bebernya.

Vonis dirasakan cukup sadis justru terlontar dari tenaga medis yang sejatinya kenyang asupan beragam pengetahuan seputar dunia medis dan keperawatan.

Hingga hampir Pukul 17.00 WIB sore, lanjut Suhai, selepas ditinggal perawat tadi, anaknya belum mendapat tindakan apapun. Menurut Suhai, pihak rumah sakit malah mengatakan, operasi tidak bisa berlangsung disaat temperatur tubuh pasien sedang tinggi.

Diteruskannya, pihak rumah sakit memberikan dua opsi yang menurutnya tak lebih dari ancaman ketimbang advise medis. Suhai merasakan hal berbeda, setelah dianggap infeksi korona, mereka seolah ditelantarkan saja.

“Akhirnya dengan kesepakatan keluarga, Novita dibawa ke RSMH Palembang setelah dinyatakan operasi dibatalkan oleh pihak RSUD Kayuagung,” terangnya.

Atas semua yang terjadi, dia mengaku memendam perasaan kecewa. Namun Suhai harus bersikap tegar. Dipikirannya hanya satu, apapun kendalanya, ia harus memindahkan anaknya selekasnya.

Proses tak pernah mengkhianati hasil. Menyaksikan tangisan pertama cucunya meluruhkan lelah di sepanjang hari itu,

“Alhamdulillah, Novita dan bayinya selamat. Bayi laki-laki dengan berat 3 kilogram itu nampak sehat. Beda saat diperiksa di RSUD Kayuagung, disini tak perlu lagi operasi caesar,” katanya.

Direktur RSUD Kayuagung, Dr. Mirda Zulaikha membantah keras ulah anak buahnya menelantarkan pasien. Dia malah menyayangkan lambannya keputusan keluarga pasien.

“Ada info yang tidak sinkron dari awal. Pasien sudah direncanakan rujuk namun keluarga masih berembuk untuk mendapat rujukan,” tandasnya.

Editor : Anang