Reporter : Rachmat
KAYUAGUNG, Mattanews.co – Luapan air yang menggenangi Sekolah Dasar Negeri 2 Tanjung Alai SP Padang Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) yang hingga kini tidak kunjung surut, membuat pihak sekolah meliburkan aktifitas belajar-mengajar seperti biasa.
Salah seorang guru, Hanan mengatakan intensitas curah hujan tinggi dalam sepekan berdampak meluasnya genangan air semakin meninggi, sehingga dinilai tidak memungkinkan membiarkan anak-anak masuk sekolah seperti biasa.
“Seluruh ruang sekolah tidak terkecuali perpustakaan turut terendam banjir. Sejumlah buku rusak termasuk bantuan yang baru diterima dari pemerintah,” ujarnya.
Hanan berharap banjir segera surut agar muridnya tidak terlalu lama libur. Selain itu juga, ia mengungkapkan, pihak sekolah belum dapat menentukan waktu bersekolah kembali.
“Banjir ini terus kita monitor, sembari menunggu upaya penanganan banjir dari pemerintah dan PT Waskita Karya yang tengah bekerja. Kalau keadaan sudah membaik, aktifitas belajar diaktifkan kembali,” terangnya.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten OKI, Masherdata Musa’i, saat melakukan pantauan banjir mengungkapkan, terpaksa sekolah diliburkan hingga air surut. Ia menilai, kondisi banjir saat ini tidak memungkinkan bagi murid untuk sekolah.
“Sekolah memang kita liburkan sampai kondisinya layak untuk kegiatan belajar. Disamping itu, kami khawatir banjir ini justru menimbulkan penyakit bagi siswa jika memaksakan untuk tetap bersekolah,” ungkapnya.
Terpisah, Kabid TK dan SD Romli menginstruksikan agar sekolah yang berpotensi mengalami kebanjiran untuk mengantisipasi dini dampak banjir. Ia mengatakan, perlu tindakan pencegahan mengamankan peralatan sekolah agar tidak terendam genangan air.
“Sekolah yang berpotensi kebanjiran dihimbau untuk menyelamatkan aset sekolah seperti buku maupun meubeuler jangan sampai terendam air,” ucapnya.
Selain itu, Romli menyarankan untuk melakukan kegiatan belajar tidak harus disekolah. Ia mengatakan, balai desa atau tempat serupa bisa dijadikan alternatif untuk melaksanakan kegiatan belajar.
“Alternatif lainnya, kelas yang tidak terkena banjir dapat dimanfaatkan dengan melaksanakan belajar pagi dan siang secara bergilir. Dengan demikian, meski banjir berlangsung, siswa masih dapat bersekolah,” tuntasnya.
Editor : Anang