MATTANEWS.CO,TULUNGAGUNG – Pemerintah Kabupaten Tulungagung melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) menggelar Rembuk Stunting tahun 2023 di Ballroom Hotel Crown Victoria setempat, Senin (5/6/2023).
Saat dijumpai, Bupati Tulungagung Drs. Maryoto Birowo, M.M., mengharapkan dalam rangka menuju Indonesia Emas pada tahun 2045 zero stunting.
Dengan demikian, sambung Maryoto, sehingga betul-betul memiliki generasi yang mempunyai kompetensi yang punya daya saing dan berkompetitif dan siap menghadapi era globalisasi dan menjadi bangsa yang maju.
“Kita harapkan menuju Indonesia Emas pada tahun 2045 itu mewujudkan generasi milineal bebas dari stunting,” ucap Maryoto di dampingi Wakil Bupati Tulungagung H. Gatut Sunu Wibowo, S.E., seusai membuka Rembuk Stunting tahun 2023 di hadapan awak media.
Maryoto menambahkan pihaknya menyampaikan dalam kegiatan Rembuk Stunting tahun 2023 merupakan pembahasan terhadap satu persoalan yang akan ditentukan nanti arah kebijakannya kemana dan pemecahannya kemana.
Dan, tutur Maryoto, pada akhirnya itu menjadikan sebuah hasil yang merupakan daripada musyawarah.
“Berbicara tentang sesuatu yang menghambat pertumbuhan fisik maupun pertumbuhan otak daripada anak, hal ini harus segera diatasi,” tambahnya.
Lebih lanjut Maryoto menjelaskan dalam rangka menuju tahun 2045 merupakan puncak Indonesia emas dengan zero stunting merupakan penting sekali.
Karena apa, jelas Maryoto, dimana bahwasanya Indonesia dengan jumlah penduduk yang besar sehingga merupakan modal utama.
“Namun, harus terintegrasi, terpolakan, terprogramkan agar betul-betul dengan program itu kita menuju zero stunting, artinya generasi anak cucu tidak ada yang mengalami stunting,” terangnya.
Menurut Mantan Sekda Tulungagung, dengan terwujudnya zero stunting sehingga menjadi bangsa yang maju dan betul-betul menuju masyarakat yang adil dan makmur.
Kata Maryoto, perkembangan pertumbuhan stunting di Kabupaten Tulungagung saat ini sudah cukup bagus.
“Sekarang sudah mengalami penurunan 4,225 itu dari angka 7 sehingga bisa ditekan,” ujarnya.
“Kendati demikian, masih ada problema di lapangan, ya tentu saja biasanya orang desa itu kalau anaknya tidak sakit enggan untuk memeriksakan, padahal betapa pentingnya itu,” sambungnya.
“Tadi juga sudah disampaikan Ibu Ketua TP PKK, anak yang disinyalir stunting ikut timbangan ke posyandu di desa. Jadi, harus ada satu tekad semangat dalam menangani stunting itu juga menyehatkan warga khususnya anak-anak dan cucu kita,” katanya menambahkan.
Lebih dalam Maryoto memaparkan dalam upaya penanganan stunting di tingkat desa bisa menjalin kerjasama dengan PKK setempat.
“Desa itu bisa anggarkan untuk penanganan stunting melalui APBDesa,” paparnya.
Pantauan media ini, seusai membuka Rembuk Stunting, Bupati Tulungagung Maryoto Birowo di dampingi Wakil Bupati Gatut Sunu Wibowo beserta para Kepala Organisasi Perangkat Daerah meninjau stand pameran dari beberapa OPD yang menampilkan program dalam upaya penanganan stunting.