Bupati Kapuas Hulu : Dange Memberi Ruang untuk Penampilan Adat dan Budaya Agar Tetap Lestari

“Semua berjalan baik, hingga pada puncak acara 18 Mei 2024 lalu dan pembubaran panitia hari ini,” ujarnya.

Sementara itu, Bupati Kapuas Hulu, Fransiskus Diaan mengatakan sebelumnya dirinya tidak bisa hadir di acara dange masyarakat Long Miting karena ada kegiatan luar daerah.

“Saya ucapkan selamat atas pelaksanaan dange, ini sudah terlaksana dengan baik dan sekarang panitianya dibubarkan,” tutur Bupati Fransiskus Diaan.

Bupati jelaskan bahwa dange atau gawai Dayak adalah ucapan syukur terhadap berkat dan rejeki dari Tuhan yang Maha Esa. Suku Dayak selalu melakukan ini untuk ungkapan syukur, agar kedepan tetap mendapat rejeki dari Tuhan.

“Dange memberi ruang untuk penampilan budaya. Saya senang sekali ada anak kecil dilibatkan dalam kegiatan budaya ini,” tuturnya.

Selain itu, Ia tegaskan bahwa pelestarian budaya merupakan tugas dan tanggung jawab bersama. Orang tua hendaknya mentransferkan pengetahuan adat dan budaya, agar tetap lestari.

“Apalagi dunia luar sangat luar biasa perkembangannya, kalau anak-anak tidak diajarkan budaya sendiri mereka akan lebih terpengaruh budaya luar dan lupa budaya sendiri,” urainya.

Bacaan Lainnya
Bagikan :

Pos terkait