“Iya benar, kendaraan bertonase besar bisa lewat. Soalnya kalau semua masuk kota itu yang susah,” tambahnya.
“Seperti jembatan Ngemplak itu jeglok karena bukan untuk dilalui kendaraan bertonase besar, maka kita perbaiki. Kita mengetahui jembatan tersebut dirancang bukan untuk dilalui kendaraan besar tersebut,” imbuhnya.
Sedangkan jembatan Karangrejo ini, lebih lanjut Maryoto menjelaskan, bisa dilalui kendaraan dengan bertonase antara 20-25 ton. Artinya jembatan bisa menyanggah beban dari kendaraan tersebut.
Menurutnya, kendaraan melalui perempatan disitu ada traffic light dan berhenti, jika tekanannya 350 persen artinya kalau muatan 30 ton karena 300 persen maka tekanannya itu bisa 100 ton.
“Jembatan Karangrejo ini kuat sekali, namun demikian aturan hanya untuk kendaraan bertonase 20-25 ton,” terangnya.
Bupati Tulungagung mengharapkan usai peresmian jembatan Karangrejo akhirnya bisa dilalui oleh masyarakat yang berkendara baik menggunakan kendaraan R4 maupun R2.