BERITA TERKINI

Dandim : Pemberitaan Informatif Harus Dibarengi Dengan Konten Edukatif

×

Dandim : Pemberitaan Informatif Harus Dibarengi Dengan Konten Edukatif

Sebarkan artikel ini

Reporter : Rachmat

KAYUAGUNG, Mattanews.co – Komandan Kodim (Dandim) 0402/OKI-OI, Letkol Inf Riyandi menjalin komunikasi serta Silaturahmi bersama Ikatan Wartawan Online (IWO) Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) di Makodim 0402 Kota Kayuagung. Pada kesempatan itu dirinya berharap sejatinya, konten media lebih mengedepankan sisi informatif yang harus dibarengi edukasi berdasarkan literasi dan data valid. Ia berpendapat, tanpa mengedukasi, tulisan berita informatif lebih cenderung dekat dengan provokatif, Kamis (31/01/2019).

Selain mengenalkan diri, ia juga menguraikan visi dan misi kepemimpinan sebagai orang nomor satu di Teritorial Distrik Militer OKI-OI. Dalam pertemuan ini juga, meski kapasitasnya sebagai pimpinan, namun Dandim Riyandi mampu menujukkan sikap mengayomi selayaknya dihadapannya sejumlah pewarta media merupakan adik binaannya sendiri.

Sejumlah isu hangat, termasuk sebagian sejarah terbentuknya Republik ini diceritakan suasana santai namun terstruktur. Dandim Riyandi juga
sempat melontarkan kritikan terhadap perkembangan Pers saat ini. Ia menilai, kalau sekedar menulis, siapapun bisa menulis tanpa muatan informasi mendidik.

Menurut dirinya, sejatinya, konten media lebih mengedepankan sisi informatif yang harus dibarengi edukasi berdasarkan literasi dan data valid. Ia berpendapat, tanpa mengedukasi, tulisan berita informatif lebih cenderung dekat dengan provokatif.

“Sekedar kritikan kepada rekan jurnalis disini, hendaknya dalam menyajikan berita jangan hanya bersifat informatif, tetapi harus berbagi edukasi berdasarkan analisa wartawan sendiri yang dikemas secara komprehensif akan memberikan pengetahuan baru bagi pembacanya. Tidak perlu viral kalau makna dari berita itu sendiri tanpa nilai sama sekali,” ungkapnya.

Menariknya, kegemaran Perwira Menengah dalam sejumlah tulisannya acapkali menggunakan judul atau penggunaan istilahnya yang mempunyai semacam daya tarik tersendiri untuk menggali lebih dalam lagi informasi yang terkadang merupakan peristiwa sehari-hari.

“Dalam tesis yang dibuat saat saya bertugas di Papua, dengan judul Yang Tua Biar Mati, Yang Muda Jangan Gabung (dalam-Red) Organisasi Papua Merdeka, mengungkapkan pembinaan generasi selanjutnya menjadi bagian penting dalam perjalanan dalam merebut dan mempertahankan kedaulatan bangsa,” cerita dia.

Lulusan Akabri tahun 2000 ini mengakui, dalam dimensi milenial saat ini, dibutuhkan ketegasan bersikap namun lentur dalam menyampaikan keinginan maupun program agar terlaksana dengan sebaik mungkin.

Pilihan Pembaca :  DPD IMM Sumsel Mengapresiasi Langkah Kapolda Sumsel

“Termasuk memimpin kesatuan Kodim ini, membawa visi saya, Bersama Kita Bersatu, Dengan Kasih Kita Membangun, berarti juga menegakkan kemandirian di lingkungan sendiri yang dapat menjadi simultan untuk menuju kemandirian negara,” terangnya.

Sedangkan untuk membangun dengan sikap kasih, ia melanjutkan, dalam jajaran Kodim sendiri, telah diinstruksikan kemandirian yang membangun yang dimulai dari perkarangan rumah sendiri.

“Pada beberapa kesempatan bertugas di berbagai satuan, dengan program membangun dari pekarangan rumah, salah satunya dengan menanam melalui media Polybag,” terangnya mencontohkan membangun dari pekarangan rumah.

Dengan lugas, ia juga menuturkan sejumlah misi dalam kepemimpinan, diantaranya meningkatkan wawasan kebangsaan, mengupayakan rakyat dekat dengan tentara, menjadikan Kodim sebagai sarana wisata edukasi, dan pelopor usaha kesulitan rakyat,

“Bagian terakhir mengusahakan kesulitan rakyat, mungkin merupakan tantangan bagi kami untuk menciptakan kemerdekaan dalam arti sesungguhnya, tanpa tergolong dalam ekonomi yang tidak mampu. Percayalah, dibalik penderitaan ada kesejahteraan,” ujarnya.

Dandim melanjutkan, saat ini Indonesia sedang dijajah walaupun penjajahan ini bukan seperti dulu tapi kini dijajah dengan politik, adu domba, narkoba, ekonomi hingga sosial dan budaya.

“Indonesia merdeka karena persatuan, bukan suatu kaum atau suku. Dihadapan dengan sekarang, Belanda (dulu) menggunakan politik adu domba, jadi tidak jauh beda dengan sekarang. Coba kita lihat bagaimana dulu dengan legowo menjadikan bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu bukan bahasa Jawa,” jelasnya.

Dirinya juga mencontohkan dengan adanya beberapa negara yang kacau karena politik adu domba ini. Ia justru menilai, Indonesia adalah negara besar, malah menurutnya, pada tahun 2045 mendatang, Indonesia sempat diprediksi akan menjadi yang terbaik di dunia,

“Saya pernah katakan, Belum Merdeka, Ayo Perang, yang ditujukan kepada pihak yang merasa terjajah atau elemen masyarakat yang menghendaki perpecahan atas bangsa ini diantaranya melalui narkoba,” ungkapnya.

Perbincangan hangat dengan awak media ini terus mengalir santai, ia juga mengungkapkan kemajuan teknologi berperan besar dalam penyebaran informasi.

“Saya setuju dengan teknologi informasi terkini, namun lebih sependapat lagi jika menggunakan teknologi tersebut tanpa meninggalkan kebiasaan lama seperti kumpul bersama di pos ronda atau semacamnya,” tutupnya.

Editor : Anang