Demi Menimba Ilmu, Siswa Berjuang Panjat Pohon Cari Sinyal Internet

Anak Desa Tambangan, Kecamatan BTS Ulu, Kabupaten Musi Rawas (Mura) saat belajar diatas pohon

MATTANEWS.CO,MUSI RAWAS – Masyarakat di Desa Tambangan, Kecamatan BTS Ulu, Kabupaten Musi Rawas (Mura) masih mengeluhkan sulitnya mendapatkan jaringan internet.

Bahkan, para pelajar pun harus berjuang memanjat pohon agar dapat mendapatkan sinyal internet.

Kepala Desa Tambangan, Amir Mahmud menyampaikan, sulitnya jaringan internet di desanya, tidak hanya menjadi keluhan masyarakat desanya. Bahkan, Pemerintah Desa (Pemdes) juga sangat terganggu dengan tidak adanya sinyal internet.

Terlebih Lanjut Kades,  jika ada kebutuhan yang mendesak untuk berkomunikasi melalui jaringan internet. Khususnya dalam hal pelayanan masyarakat yang kini sudah sistem komputerisasi dan menggunakan
aplikasi yang terkoneksi melalui jaringan internet.

“Belum lagi urusan layanan masyarakat dan laporan ke instansi pemerintah lainnya, secara online yang tentu saja mengharuskan adanya koneksi internet,” ungkap Kades Mahmud.

Pihaknya juga merasakan kesulitan dengan kondisi jaringan internet yang minim.

Bahkan, ia rela mencari menuju ke wilayah  yang ada jaringan sinyal internet untuk mendukung pelayanan.

“Kadang kami rela bergeser menuju ke Cecar (pusat Kecamatan BTS ULu. red) menempuh jarak sejauh 9 hingga 10 kilometer, dengan waktu tempuh yang cukup lama,” keluhnya.

Bacaan Lainnya

Ia juga sangat berharap ada solusi cepat dan tepat dari pihak terkait. Tentunya agar permasalahan yang menjadi hambatan warga di Desa Tambangan cepat tertangani.

Sehingga akses informasi dan komunikasi warga menjadi makin lancar.

“Pasalnya jika listrik padam, jangankan untuk sinyal internet, untuk sinyal telepon seluler dari provider besar di Indonesia seketika hilang,” jelasnya.

“Salah satu solusi yakni dipasang aki atau penambahan baterai sehingga ketika jika listrik padam daya jaringan masih bisa terkoneksi,” sambung Mahmud.

Salah seorang warga Desa Tambangan,  Ibrahim (37) mengatakan, jika selama ini ia kesulitan mendapatkan sinyal maupun jaringan internet. Hal ini juga membuat ia tak bisa berkomunikasi dengan kerabat yang berada di derah lain.

Ia menambahkan, minimnya sinyal internet anak-anak yang ingin mencari referensi di internet pun, harus rela memanjat pohon atau mencari lokasi yang tinggi.

Terlebih beberapa waktu lalu, sekolah dengan metode daring sejak pandemi Covid-19.

“Sinyal lemah ini mengakibatkan tingkat  keselamatan dan keamanan kurang terjamin, misalnya anak-anak yang naik ke pohon kemudian jatuh, “ungkap Ibrahim, sembari menunjuk ke arah anak-anak sedang memanjat pohon.

Sementara itu, Pengurus Daerah Ikatan Wartawan Online (PD IWO) Musi
Rawas, Lubuklinggau Rudi Rediansyah yang juga turut memantau ke lokasi, ikut prihatin dengan kondisi masyarakat di Desa Tambangan tersebut.

Ditambahkannya, selaku Ketua IWO dan tentunya jurnalis mengaku sangat
tergantung jaringan internet saat menjalankan aktivitas tugas jurnalis.

Tepatnya mengakses internet maupun menginformasikan pemberitaan online sehingga tahu begitu pentingnya internet.

“Ya kalau kita selaku jurnalis yang bertugas di lapangan dimana harus langsung mempublikasikan informasi-informasi penting dan mendesak ke masyarakat. Jadi terhambat kalau kondisi jaringan tidak mendukung,” keluhnya sembari memanjat pohon untuk meng-upload berita ke website.

“Semoga saja, kondisi ini segera tertngani kedepannya. Tentu demi kelancaran dan kesejahteraan masyarakat dalam berkomunikasi, baik di wilayah Mura ataupun di Kota Lubuklinggau yang masih memiliki wilayah atau kawasan yang susah dalam mengakses jaringan sinyal internet,”
harapnya.(*)

Bagikan :

Pos terkait