Reporter : Selfy
PALEMBANG, Mattanews.co – Demi menggalang dana dan mencari dukungan moril, Jurnalis Palestina Syaikh Ismail Ibrahim mengunjungi Provinsi Sumatera Selatan, Selasa (22/01/2019). Syaikh Ismail Ibrahim juga sebagai Kepala Kantor Berita Ar-ra’yu Palestina, rela mengunjungi negara tercintanya, Indonesia.
“Kami sangat cinta Indonesia. Dari mulai pengajaran hingga negaranya. Dambaan kami bisa seperti negara Indonesia. Kami mendapat dukungan besar masyarakat dunia berkat informasi dari para pewarta negara pendukung kemerdekaan Palestina, semua kejadian dan kekejaman Israel yang diberitakan secara detail oleh pers membuat Israel tidak tenang,” ujar Syaikh Ismail Ibrahim, saat bincangi wartawan di ruang tunggu hotel Redolf Palembang.
Sebagai seorang jurnalis, dirinya percaya kekuatan sebuah berita dalam mengamati media di wilayah konflik dapat diandalkan menjadi tulang punggung perjuangan yang ujungnya terus menerus memancing dukungan negara-negara luar.
Dirinya berharap jurnalis lokal di Sumsel atau Indonesia bisa membantu upaya publikasi ‘tindakan semena-mena’ Israel tersebut secara lebih luas lagi, baik secara pemberitaan langsung maupun lewat ‘fitur berbagi’, karena dengan cara itu menurutnya Israel akan tertekan sendiri.
Dia juga menceritakan kondisi terkini Palestina di Gaza, Tapi Barat dan wilayah lainnya, di mana saat ini rakyat Palestina masih berjuang menghadapi agresi Israel yang kian terstruktur, termasuk kematian pewarta wilayah konflik akibat dibunuh tentara Israel.
“Pada 6 Desember 2018 ketika Donald Trump menyetujui pemindahan kedutaan Yerusalem, semua rakyat Palestina keluar dan tidak ada yang berada di rumah, rakyat kami mencoba melawan keputusan itu. Laporan kami 250 orang tewas ditembaki tentara Israel saat itu, 2 pewarta juga tewas dan 39 pewarta lainnya terluka parah, Israel terbukti menggunakan senjata-senjata terlarang,” jelas Syaikh Ismail Ibrahim.
Selain itu menurutnya Palesina saat ini sedang menghadapi krisis kesehatan terparah beberapa waktu terakhir, sarana kesehatan di sana sudah tidak cukup menanggulangi keadaan.
“Akibat penggunaan senjata terlarang secara terus menerus oleh tentara Israel, setidaknya 26.000 rakyat Palestina menderita luka-luka, 10.000 di antaranya luka parah, cacat dan terpaksa di amputasi. Kami sedang mencari solusi permasalahan ini, tentu saja bantuan dari berbagai negara tidak pernah berhenti, tetapi kekejaman Israel juga tak pernah berhenti sampai sekarang,” tutur Syaikh Ismail Ibrahim.
Di Palestina Syeikh Ismail Ibrahim merangkap sebagai relawan komisi rehabilitasi korban agresi Israel, ia ditugaskan pemerintah Palestina mencari dana untuk berobat 10.000 korban luka parah tersebut.
“10.000 orang terluka parah, namun baru 150 yang bisa kami bawa ke Turki agar di obati karena kondisi memang begitu susah, untuk menuju Turki bisa menghabiskan 4.000 dollar AS, itulah sebabnya kebanyakan korban memilih lebih baik di amputasi dari pada melewati proses sulit itu,” tambah Ismail Ibrahim.
Mewakili pemerintah Palestina ia menyampaikan terimakasih kepada bangsa Indonesia yang dikatakannya semakin dicintai rakyat Palestina, kunjunganya ke Palembang menemui beberapa ulama, pesantren dan tokoh penting juga dilatarbelakangi cinta tersebut.
Sementara Ketua Komisi Nasional Rakyat Palestina (KNRP) Sumsel Iswandi yang mendampingi Syaikh Ismail Ibrahim mengatakan dalam waktu dekat segera menyalurkan bantuan ke Palestina.
“Sekira tanggal 25 Januari 2019 hasil donasi di Sumsel akan digabungkan dengan provinsi lainnya, lalu di kirim ke Palestina dan penyalurannya lewat LSM lokal yakni ‘Aidi Rahmah,” tutup Iswandi.
Editor : Selfy