MATTANEWS.CO, KAPUAS HULU – Sebagai bentuk tanggapan cepat terhadap laporan adanya aktivitas Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI) sejak 26 Maret 2025 lalu, Kepala Kepolisian Sektor Semitau, Iptu Luluk Sihombing bersama Camat Semitau, Yohanes Rapli melaksanakan kegiatan larangan dan himbauan terhadap aktivitas PETI yang dilakukan oleh warga di area perkebunan kelapa sawit milik PT DNL KHTE Dusun Sungai Asun, Desa Semitau Hilir Kecamatan Semitau, Minggu (6/4/2025).
Kegiatan tersebut melibatkan pihak perusahaan serta unsur keamanan terkait.
Dampak dari kegiatan ilegal tersebut mulai terlihat, di antaranya pohon kelapa sawit milik perusahaan yang tumbang akibat galian liar.
Hal ini tidak hanya merugikan pihak perusahaan, tetapi juga berpotensi merusak lingkungan dan mengganggu keseimbangan ekosistem sekitar.
Dalam kesempatan tersebut, Kapolsek Semitau dan Camat Semitau secara tegas menghimbau kepada masyarakat untuk menghentikan seluruh aktivitas PETI di lokasi tersebut.
“Warga diberi pemahaman mengenai dampak lingkungan dan hukum dari kegiatan tersebut. Disampaikan pula bahwa jika ditemukan kembali aktivitas serupa, maka akan dilakukan tindakan tegas sesuai ketentuan hukum yang berlaku,” kata Kapolsek, Iptu Lulu Sihombing melalui keterangan tertulis yang diterima Mattanews.co.
Dikatakan Kapolsek, kegiatan ini melibatkan unsur Forkopimcam dan manajemen PT. DNL KHTE, antara lain EM perusahaan, petugas keamanan, anggota Polsek Semitau, Bhabinkamtibmas, serta petugas Satpol PP.
“Kolaborasi ini menunjukkan sinergi antara pemerintah, kepolisian, dan swasta dalam menjaga keamanan dan kelestarian lingkungan di wilayah Kecamatan Semitau,” tuturnya.
Ditambahkan Kapolsek, dengan adanya himbauan ini, diharapkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan semakin meningkat dan tidak lagi melakukan kegiatan PETI yang merugikan banyak pihak.
“Polsek Semitau bersama Instansi terkait akan melakukan Patroli di lokasi – lokasi pada malam hari untuk mencegah kegiatan yang sama karena para pelaku dalam melaksanakan kegiatannya sebagian besar pada malam hari. Aparat keamanan bersama pemerintah setempat akan terus melakukan pemantauan agar aktivitas serupa tidak kembali terjadi,” pungkasnya.