MATTANEWS.CO, PEMALANG – Imam Subiyanto, S.H., M.H., seorang akademisi dan pengacara ternama, memberikan pandangannya terkait program-program prioritas yang dijanjikan oleh Bupati Pemalang, Anom Widyantoro, salah satunya adalah rencana pembukaan Exit Tol Sewaka.
Dalam penilaiannya, Imam Subiyanto menekankan pentingnya mewujudkan janji tersebut agar tidak hanya menjadi wacana belaka, mengingat tantangan besar yang dihadapi dalam prosesnya.Hal itu disampaikan kepada media, pada Selasa (11/3/12025) siang, di meja kerjanya.
Menurut Imam, pembukaan Exit Tol Sewaka bukanlah perkara mudah, mengingat berbagai regulasi, kajian teknis, dan aspek sosial yang harus dipertimbangkan.
Berikut ini adalah beberapa poin penting yang harus diperhatikan dalam merealisasikan proyek ini:
1. Regulasi dan Perizinan Proses pembangunan dan pengoperasian exit tol harus mematuhi sejumlah regulasi dan peraturan yang berlaku, antara lain:
Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan, yang mengatur kewenangan dalam pembangunan dan pengelolaan jalan tol.
Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2005 tentang Jalan Tol, yang mewajibkan setiap exit tol sesuai dengan rencana tata ruang dan harus melalui kajian teknis terkait dampak lalu lintas.
Peraturan Menteri PUPR Nomor 16/PRT/M/2014 tentang Standar Pelayanan Minimal Jalan Tol, yang memastikan bahwa kualitas pelayanan jalan tol tidak terganggu.
Namun, Imam menyoroti bahwa proses perizinan untuk proyek ini bisa memakan waktu lama, terlebih jika perlu revisi peraturan daerah terkait tata ruang wilayah.
2. Kajian Lalu Lintas dan Dampak Lingkungan Exit tol harus melalui analisis mendalam terkait dampak lalu lintas dan lingkungan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan:
Analisis Dampak Lalu Lintas (ANDALALIN) untuk menghindari kemacetan atau gangguan lalu lintas, terutama jika lokasi exit tol berdekatan dengan kawasan padat penduduk.
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) untuk memastikan bahwa proyek ini tidak merusak lingkungan sekitar, baik dari segi polusi udara, kebisingan, maupun kerusakan ekosistem.
Imam mengingatkan, menyesuaikan desain jalan keluar dengan kondisi geografis dan sosial-ekonomi setempat menjadi tantangan tersendiri.
3. Aspek Keamanan dan Keselamatan Keamanan dan keselamatan pengguna jalan harus menjadi prioritas utama. Imam menekankan pentingnya memenuhi standar geometrik jalan tol, serta memastikan adanya fasilitas pendukung seperti rambu-rambu dan penerangan jalan yang memadai.
Selain itu, desain exit tol harus mempertimbangkan titik rawan kecelakaan, serta menyediakan rekayasa lalu lintas jika berdekatan dengan kawasan pemukiman.
4. Aspek Sosial dan Ekonomi Pembukaan Exit Tol Sewaka juga harus mempertimbangkan dampaknya terhadap masyarakat setempat, terutama terkait:
Pemukiman dan usaha lokal yang bisa terdampak oleh perubahan pola lalu lintas dan aksesibilitas yang lebih baik. Kenaikan harga tanah atau relokasi usaha bisa menimbulkan konflik sosial.
Sengketa tanah yang sering kali menjadi hambatan dalam pembangunan infrastruktur besar, termasuk proyek exit tol.
5. Pembiayaan dan Investasi Imam juga menyoroti tantangan pembiayaan proyek ini. Dibutuhkan investasi yang besar untuk pembangunan dan pemeliharaan exit tol, serta studi kelayakan ekonomi yang matang untuk memastikan bahwa proyek ini dapat menguntungkan bagi semua pihak yang terlibat.
Proses penganggaran yang panjang bisa menjadi kendala utama, terutama jika mengandalkan anggaran pemerintah daerah.
Kesimpulan Menurut Imam Subiyanto, pembukaan Exit Tol Sewaka adalah proyek ambisius yang memerlukan koordinasi dan kerja sama yang erat antara berbagai pihak, termasuk pemerintah, pengelola tol, dan masyarakat.
Tantangan utama dalam merealisasikan proyek ini meliputi regulasi perizinan yang kompleks, dampak lalu lintas dan lingkungan, keselamatan pengguna jalan, dampak sosial-ekonomi bagi masyarakat setempat, serta pembiayaan yang harus dipastikan agar proyek ini bisa berjalan lancar.
