Reporter : Poppy Setiawan
JAKARTA, Mattanews.co– Polisi memastikan ledakan yang terjadi di kawasan Menteng, Jakarta Pusat bukan serangan teroris. Ledakan terjadi di kawasan Jalan Adiwinata, Jakarta Pusat, pada Minggu sore.
Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Heru Novianto menduga ledakan yang terjadi di Jalan Yusuf Adiwinata, Menteng, Jakarta Pusat bukanlah dari kelompok terorisme. Sebab, kata Heru, tindakan yang dilakukan kelompok terorisme selalu mencari korban saat melakukan aksinya.
“Kalau teroris biasanya selalu mencari korban dan bahannya biasanya selalu membahayakan untuk orang sekitarnya. Ini kalau kita lihat tidak ada dampak korban, baik manusia, hanya fisik ban mobil. Masih jauh dan tidak terindikasi terkait dengan terorisme. Alasannya, ledakan itu kecil atau low explosive, bahkan polisi menyebutnya sebagai petasan,” kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Heru Novianto, Senin (6/7/2020).
Heru menduga ledakan di dekat Mitsubishi Pajero nomor polisi B 1912 PJH hingga menyebabkan ban kempes diduga karena masalah pribadi antara pelaku dan korban.
“Karyawan perusahaan (korban) masih kami dalami. Mungkin perusahaan ada masalah atau apa,” ujarnya.
Selain itu, pihaknya sudah memeriksa sejumlah saksi dan kamera Close Circuit Television (CCTV) untuk mengungkap kejadian tersebut. Namun, ia belum bisa menyebutkan siapa saja saksi yang dimintai keterangan itu.
“Saksi yang diperiksa kita panggil ada 5 yang kita mintai keterangan. (Siapa sajak Tidak perlu, karena ini masih investigasi. Jadi, biarkan kami bekerja,” ucapnya.
Ia mengungkapkan, untuk posisi ledakan yang kecil ini berada tepat di bawa mobil berwarna hitam tersebut.
“(Posisi ledakan) Di bawahnya. Mobil terparkir di pinggir jalan depan rumah pemilik. (Indikasi) Ditaruh. Kita masih pelajari saksi-saksi,” ungkapnya.
Sebelumnya, terjadi ledakan di kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Ledakan itu terjadi Hari Minggu, (5/7/2020) sekitar pukul 15.00 Wib, yang mengakibatkan satu ban mobil merek Mitsubishi Pajero yang terparkir di lokasi tersebut mengalami kempes ban.
Editor : Poppy Setiawan
