Pertahankan Tradisi dan Budaya, Warga Pesisir Gelar Hajat Laut di Pantai Pangandaran

Berjajar rapi laki-laki yang mengenakan ikat kepala dengan rekaan yang berbeda-beda dan para wanita yang berpakaian kebaya bercorak batik sunda dipadukan dengan kain samping (bahasa sunda) berwarna coklat.

Iket (ikat kepala) merupakan kekayaan budaya tutup kepala tatar Sunda. Selain iket, orang Sunda mengenal beragam tutup kepala lainnya yaitu mahkota, tudung/cetok, dudukuy, kerepus/kopiah, peci, topi dan lain-lain.

Di depan Gedung Seni Pangandaran, sebelum berjalan menuju pesisir pantai, salah satu laki-laki yang mengenakan pakaian pangsi dan ikat kepala duduk tekun memainkan alat musik kecapi sambil ngahaleuang (menyanyikan) Rajah Siliwangi dan ditemani wanita berkebaya panjang berwarna kuning keemasan.

Rajah Siliwangi bisa disebut doa yang disampaikan untuk leluhur-leluhur orang sunda seperti Prabu Siliwangi yang sudah berjasa membuka peradaban dari generasi ke generasi di tatar Sunda sampai saat ini yang tidak lepas dari peran-perannya di masa lalu.

Di pinggir laki-laki itu ada sebuah tempat berukuran sekitar panjang 2 x 1 meter, bentuknya mirip dengan delman-delman kerajaan namun diangkat oleh manusia bukan dengan kuda, masyarakat menyebutnya dengan sebutan Dongdang.

Bagikan :

Pos terkait