Reporter : Budi
JATIM, Mattanews.co-Debat publik terbuka pertama Pilbup Trenggalek, diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Trenggalek, bertempat di salah satu studio televisi nasional di Surabaya, menghadirkan paslon 1 dan paslon 2, Kamis (8/10/2020).
Diselenggarakan di studio televisi tersebut untuk menghindari massa berkerumun dan kegiatan tersebut menerapkan protokol kesehatan, yaitu memakai masker, cuci tangan, dan menjaga jarak.
Paslon 1, Ir. Alfan Rianto, M. Tech dan Zaenal Fanani, S. ST., M. MT., serta Paslon 2, Mochamad Nur Arifin dan Syah Muhammad Natanegara, saling serang serta memaparkan visi misinya.
Bertajuk Pembangunan Ekonomi Daerah dan Pelayanan Publik Untuk Kesejahteraan Rakyat, kedua paslon saling melemparkan pertanyaan dan jawaban.
Tepat pukul 20.00 WIB, debat publik terbuka pertama dimulai. Diawali dengan menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, hadirin pun dengan khidmat turut menyanyikan lagu kebangsaan tersebut.
Setelahnya, sambutan pembuka dari Ketua KPU Trenggalek, Gembong D.H., mengawali pertemuan kedua paslon dalam satu panggung yang pertama kalinya.
Ketika moderator menanyakan tentang tingginya angka buruh migran dari Trenggalek di angka 2000 lebih orang, dari kedua kecamatan, yaitu Watulimo dan Munjungan, apakah Trenggalek tidak menarik lagi bagi warganya? Paslon 1 menjawab, kami mengapresiasi pada buruh migran karena mereka adalah pahlawan devisa bagi negara, termasuk Trenggalek.
“Mungkin pada sisi-sisi yang lain mereka tak mendapatkan apa yang diharapkan dari daerah. Namun, pembangunan desa yang akan memberikan lapangan pekerjaan bagi masyarakat akan mampu menjadi pilihan pekerjaan pada buruh migran,” kata Totok, calon Bupati nomor urut 1.
Mendapat jawaban seperti itu, Ipin, calon Bupati nomor urut 2, balik mengajukan pertanyaan. “Belum dijawab pembentukan bank buruh migran di Trenggalek?”
Ada yang menarik pada debat publik yang pertama ini, kedua calon Wakil Bupati, dalam penyampaian pendapat terkesan grogi atau pun demam panggung.
Contohnya, calon Wakil Bupati nomor urut satu, dalam berbicara terkadang lama, hingga tak sampai tuntas dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan.
Sementara, pada calon Wakil Bupati nomor urut dua, intonasi bicara lambat serta dalam bertanya membingungkan. Hingga kedua calon Bupati menyambung jawaban atau pertanyaan dari calon Wakil Bupati masing-masing.
Beda dengan kedua calon Bupati Trenggalek. Nomor urut 1, mantan Direktur Jasa Tirta ini sangat ngemong dalam menjawab dan mengajukan pertanyaan.Terkesan berhati-hati, sopan, dan santun.
Beda dengan nomor urut 2, berlatar belakang dunia usaha, dan masih muda, sekaligus calon Bupati petahana, dalam memaparkan jawaban serta mengajukan pertanyaan begitu bersemangat, ciri khas orang muda.
Meskipun secara usia, berbeda sangat mencolok, namun patut diacungi kedua jempol, semangat mereka dalam mengikuti kontestasi pilkada serentak susulan tahun 2020, sangatlah tinggi.
Secara keseluruhan debat kali ini, mampu memberikan gambaran kepada masyarakat Trenggalek, tentang calon pemimpin daerah mereka dalam tiga tahun kedepan nanti.
Editor : Lintang