BERITA TERKINI

Tahun 2024, Bupati OKI Optimis Target Angka Kemiskinan Turun Hingga 5,30 Persen

×

Tahun 2024, Bupati OKI Optimis Target Angka Kemiskinan Turun Hingga 5,30 Persen

Sebarkan artikel ini

Reporter : Rachmat

KAYUAGUNG, Mattanews.co – Bupati Ogan Komering Ilir Iskandar mengungkapkan tantangan untuk menurunkan angka kemiskinan menjadi satu digit bukan hal yang mustahil.

Pada tahun 2019, angka kemiskinan di Kabupaten OKI mencapai 15,28 persen. Sedangkan untuk Provinsi Sumatera Selatan sendiri, Kabupaten yang terkenal dengan sebutan Bumi Bende Seguguk ini menempati urutan ke 4 dengan angka kemiskinan tertinggi. Hingga tahun 2024 nanti, pemerintah setempat menargetkan penurunan kemiskinan mencapai 5,30 persen atau turun menjadi 9.98 persen.

Saat membuka Rapat Perencanaan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2019-2024, dirinya berpendapat, terbatasnya ketersediaan data akurat penduduk miskin saat ini yang masih simpang siur merupakan kendala dalam merumuskan sejumlah kebijakan pengentasan kemiskinan, termasuk dalam mencapai target.

“Selama ini terkendala masalah pendataan yang berkaitan dengan verifikasi dan validasi. Beruntung sekarang ada Basis Data Terpadu (BDT), sehingga bukan mustahil untuk menetapkantarget,” ujarnya di Aula Bappeda Kayuagung Rabu,(13/03/2019).

Dirinya mencontohkan keberhasilan intervensi penerima bantuan Beras Sejahtera (Rastra) di Mesuji Makmur yang menunjukkan terjadinya penurunan hingga mencapai 40 persen, merupakan angka acuan bagi upaya pengentasan kemiskinan.

“Dengan melihat kondisi ini, apabila intervensi setiap Kecamatan berlaku sama, penurunan angka kemiskinan hingga 1 digit bukan kemustahilan. Saya berkeyakinan jika kita semua bekerjas keras, memaksimalkan potensi yang serta besinergi, penurunan kemiskinan 1 digit bisa kita capai” tambahnya.

Sebelumnya, Wakil Bupati OKI H.M. Djakfar Shodiq, mengungkapkan pemerintah telah berupaya menekan angka kemiskinan melalui program pro poor yand digulirkan.

“Semua sudah bekerja sekarang, kita pastikan agar program pro kemiskinan itu tepat sasaran. Data kemiskinan jangan ditutup-tutupi, dan OPD diminta untuk evaluasi output program yang sudah digelontor ke masyarakat sudah mengena belum,” kata Shodiq.

Sementara itu, Kepala Bappeda OKI, Makruf mengungkapkan, penanganan masalah kemiskinan di Ogan Komering Ilir dihadapkan beberapa persoalan seperti basis data kemiskinan yang belum satu data, kondisi masyarakat yang dinamis, dan data masih bersifat rahasia.

“Khusus di OKI penurunan angka kemiskinan sudah ada namun belum signifikan yang disebabkan beberapa faktor,” ungkap Makrup.

Faktor tersebut dijelaskan makruf antara lain kondisi geografis Kabupaten OKI, program penanganan kemiskinan dari kementrian dan Lembaga yang masih belum terintegrasi, ego sektoral, serta belum optimalnya Corporate Social Responsibility (CSR) perusahaan.

Untuk itu, menurut Makruf, Pemkab OKI telah merancang langkah strategis penurunan kemiskinan melalui 3 (tiga) langkah, yaitu mengurangi beban pengeluaran rumah tangga miskin melalui program perbaikan rumah layak huni, Jamkesmas dan Pendidikan Gratis.

Peningkatan Pendapatan keluarga miskin melalui bantuan sarana prasana pertanian/perkebunan, bantuan ternak, kelompok usaha kreatif dan program padat karya serta akan membentuk Unit Penanganan Teknis (UPT) penanggulangan kemiskinan.

“Seperti daerah lain sudah berhasil menangani kemiskinan, kami sarankan untuk dibentuk UPT khusus penaggulangan kemiskinan yang tugasnya mengupdate data kemiskinan, evaluasi kualitatif dan kuantitatif program-program pro poor,” tandasnya.

Editor : Anang/Rilis