Example 728x250 Example 728x250
EKONOMI & BISNISHEADLINE

Manfaatkan Pekarangan Rumah, Gairah Jurnalis Dukung Sumsel Mandiri Pangan

×

Manfaatkan Pekarangan Rumah, Gairah Jurnalis Dukung Sumsel Mandiri Pangan

Sebarkan artikel ini

MATTANEWS.CO, PALEMBANG Memanfaatkan pekarangan rumah yang cukup luas, Dinda Wulandari (33 tahun), mulai menebar bibit cabai dari genggaman tangannya. Wanita yang keseharian berprofesi di salah satu media cetak nasional itu sejak sebulan belakang tergerak hatinya untuk memulai tanaman holtikultura di sekitar rumahnya.

 

Dimulai dengan cabai dan tomat kecil. Ia menggunakan bibit yang berasal dari sisa cabai dan tomat yang sudah membusuk di wadah penyimpanan bumbu dapurnya. Lahan yang ditebar bibit cabai itu berada tepat dibalik tembok dapurnya.

 

Wanita yang tinggal di Jalan Pramuka I, Kelurahan Alang-Alang Lebar, Palembang itu menanam cabai dan tomat sebagai cara mudah untuk mendapatkan cabai serta tomat saat sudah berbuah. Apalagi dua jenis tanaman hortikultura merupakan bumbu dapur yang selalu digunakan tiap kali dia memasak.

 

“Awalnya coba-coba, asal buang bibit cabai yang sudah busuk. Ternyata bibitnya berubah jadi tanaman kecil. Karena berhasil, akhirnya saya teruskan,” ucap Dinda, Senin (27/12/2021).

 

Ibu dari dua anak itu mengaku, sudah mengalami satu kali panen cabai. “Sudah panen satu kali. Langsung dipetik untuk bahan masakan. Ternyata menjadi candu, dan saya terus tebar bibit cabai dan tomat yang sudah busuk ke lokasi yang sama agar semakin banyak tanaman yang tumbuh,” kata dia.

 

Apalagi di musim penghujan seperti ini, kata Dinda, sehingga tanaman cabai itu bisa tumbuh subur. “Pengen coba tanaman lain, tapi nanti. Saya sedang mempelajari tanaman apa lagi yang bisa ditanam di area pekarangan rumah saya,” ucapnya.

 

Yanuar Ichrom, reporter salah satu media elektronik TV nasional mengaku, dirinya membudidayakan ayam kampung dirumahnya. Ada sekitar 20 ekor ayam kampung yang dipelihara di samping rumahnya.

 

Dari 20 ekor ayam kampung itu, 9 ekor diantaranya adalah anakan ayam kampung yang masih kecil. “Jadi memang saya penggemar ayam kampung. Saya sudah sekitar 3 tahun pelihara ayam kampung. Saya buat sendiri tiga kandang untuk ayam kampung ini. Saya tempatkan kandang ayam kampung ini tepat disamping rumah,” beber pria yang akrab disapa Kak Cik itu.

 

Bahkan, bukan hanya bisa dipotong dan dikonsumsi, ayam kampung miliknya juga bertelur. Sehingga ia bisa mengambil telur ayam itu untuk dikonsumsi. “Telur ayam kampung yang dihasilkan sudah banyak sekali. Jadi saat bertelur, langsung kami ambil dari kandang saat masih fresh. Telur ini saya konsumsi untuk menambah stamina saat bertugas melakukan peliputan,” ucapnya.

 

Pria berusia 50 tahun itu mengaku tidak keberatan dengan memelihara dan beternak ayam kampung dirumahnya. Sebab selain hobi, beternak ayam kampung ini sangat bermanfaat baginya.

 

“Jadi kalau hari raya, kami tidak beli ayam lagi. Cukup potong ayam sendiri,” jelasnya. Sementara itu, Dandy Hendrias (36 tahun), pracetak koran cetak lokal di Sumsel, memanfaatkan pekarangan rumahnya untuk membudidayakan ikan nila dan gurami.

 

Ia menempatkan kolam terpal tepat di samping rumahnya. Kolam terpal berbentuk segi panjang itu berisi ikan nila dan ikan gurami. “Sudah berjalan enam bulan terhitung saat ini. Semula diisi 100 bibit ikan nila dan 20 bibit gurami. Namun kini mungkin hanya 60 persen yang hidup,” ucap Dandy.

 

Pria berkacamata itu menjelaskan, sampai saat ini dirinya sudah tiga kali panen. Namun bukan panen besar, melainkan dipanen untuk dikonsumsi sendiri.

 

 

“Kalau mau masak ikan, kami ambil dari kolam. Jadi memang jarang beli ikan saat ini. Langsung ambil saja, apalagi sekarang ukuran ikannya sudah lumayan sedang, dan sudah bisa dinikmati,” jelas ayah dari satu orang putra itu.

 

Selain membudidayakan ikan gurami dan nila, suami dari Dwi Apriani ini juga hobi bertanam sayur dan hortikultura. Disisi pekarangan rumah yang lain juga tampak beragam jenis tanaman, mulai dari sayur katu, pepaya, kunyit, jahe, serai, lengkuas, tomat dan cabai.

 

“Kami menanam beragam sayuran dan hortikultura yang mudah di tanam saja. Itu juga memanfaatkan pot-pot dan polybag dan kami tempatkan di sekeliling rumah. Targetnya memang untuk dikonsumsi sendiri,” jelas Dandy.

 

Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Sumsel Ruzuan Effendi mengatakan, pemenuhan pangan sangat penting sebagai komponen dasar untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Namun memang selama ini, ada beberapa komoditas yang tidak bisa diproduksi di Sumsel, utamanya Palembang. Sehingga masih harus didatangkan dari luar Sumsel.

 

“Dengan adanya Sumsel Mandiri Pangan ini harapan kita semua masyarakat bisa menanam sendiri pangan di rumahnya masing-masing, sehingga tidak perlu beli lagi. Seperti komoditas sayuran dan juga hortikultura. Termasuk juga beternak baik ayam, bebek maupun ikan. Dengan begini akan mengurangi jumlah daya beli di pasar,” jelasnya.

 

Dengan begitu juga, maka akan berpengaruh besar pada harga jual komoditas itu di pasar tradisional. “Harga di pasar itu tergantung dengan permintaan konsumen. Jika semua rumah tangga sudah menanam sendiri kebutuhan terhadap komoditas pertanian, maka tentu akan mengurangi permintaan di pasar,” ungkap Ruzuan.

 

Ia pun mendukung penuh jika masyarakat mau memanfaatkan pekarangan rumahnya untuk bertanam hortikultura. “Memang semestinya begini, tanaman yang bisa ditanam di pekarangan rumah sebaiknya ditanam sendiri. Jadi saat akan digunakan untuk masak, bisa langsung dipetik (tanaman hortikultura) atau dipotong (hewan ternak),” terang dia.

 

 

Diapresiasi Herman Deru

 

Sejumlah jurnalis yang mendukung Sumsel Mandiri Pangan, mendapat apresiasi dari Gubernur Sumsel Herman Deru. Menurut dia, dukungan ini menjadi hal yang sangat membanggakan dirinya, karena media tidak hanya membantu dalam menyosialisasikan program andalannya, namun juga sebagai praktisi yang menerapkan program tersebut.

 

“Ini bisa menjadi contoh yang baik untuk masyarakat luas. Memanfaatkan perkarangan rumah untuk menanam beragam jenis sayuran dan hortikultura, termasuk beternak ikan ataupun ayam menjadi tujuan dari Sumsel Mandiri Pangan,” jelasnya.

 

Dengan begitu, diharapkan dapat mengurangi kebiasaan masyarakat yang konsumtif menjadi lebih produktif. “Yang bisa kita tanam sendiri, baiknya ditanam sendiri. Sehingga saat akan masak, bisa langsung ambil dari pekarangan rumah. Kita inginnya begini, semua masyarakat mengikuti dan menerapkan pola seperti ini. Karena memang dampaknya luas, bisa mengurangi pengeluaran tiap keluarga, dan efeknya pada kesejahteraan masyarakat,” ungkap Herman Deru.

 

 

Mantan Bupati OKU Timur itu pun berharap agar semua awak media membantu pemerintah untuk menyukseskan program Sumsel Mandiri Pangan. Hal itu lantaran tujuan akhir dari program ini adalah mengurangi angka kemiskinan dan  meningkatkan gizi masyarakat Sumsel.

 

“Wartawan ini kan ujung tombak pemberitaan untuk pemerintah di Sumsel. Karena itu, dengan sudah diterapkannya Sumsel Mandiri Pangan oleh awak media, maka tentu akan membantu pemerintah secara meluas nantinya,” jelasnya.

 

Ia juga mengajak para awak media di Sumsel untuk menyamakan persepsi dalam mengubah pola pikir masyarakat dari konsumtif menjadi produktif. “Program Sumsel Mandiri Pangan ini jadi salah satu cara kita dalam mempercepat kesejahteraan dan menurunkan angka kemiskinan di Sumsel. Karenanya saya meminta kepada awak media untuk dapat menggaungkan program tersebut kepada masyarakat. Jadi mereka dapat mandiri dalam memenuhi kebutuhan pribadi yang akan menghemat pengeluaran sehari-hari,” ungkap suami dari Febrianti Lustia itu. (Juliadi)