MATTANEWS.CO, OKI – Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Sumatera Selatan (Sumsel) menjadi perhatian serius Penjabat (Pj) Gubernur, Agus Fatoni. Sejak awal menjabat hingga saat ini, aksi-aksi penanggulangan dan percepatan pengendalian Karhutla terus dimasifkan.
Usai Rapat Paripurna Istimewa DPRD Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) dalam rangka HUT ke-78 OKI, Fatoni bersama Forkopimda Sumsel memberi arahan kepada para Camat, Danramil, Kapolsek, Lurah, Kades, Babinsa dan Bhabinkamtibmas se-Kabupaten OKI dalam rangka Percepatan Pengendalian Kebakaran Hutan, Kebun dan Lahan (Karhutbunla) di Pendopo Kabupaten OKI.
“Kami bersama Forkopimda datang ke Kabupaten OKI untuk memberikan motivasi, menyamakan persepsi dan mencari solusi dalam menangani permasalahan Karhutla di Sumsel,” ujar Fatoni.
Fatoni menyebut, penanganan Karhutla harus dilakukan secara sinergi bersama semua pihak. Jangan sampai, kejadian Karhutla terus berulang setiap tahun karena tidak baik bagi iklim investasi, kesehatan dan dampak lingkungan yang terjadi.
Dampak Karhutla ini pula tak hanya merugikan wilayah dimana terjadinya kebakaran, tapi juga daerah lain. Untuk itu Fatoni meminta untuk serius dan sungguh-sungguh menangani Karhutla ini.
“Dampaknga sangat luas, bahkan Palembang lebih parah kabut asapnya daripada di OKI. Belum lagi banyaknya penderita ISPA dan penyakit lain, hubungan antar negara bisa terganggu, kegiatan belajar, transportasi udara pun terganggu, belum lagi masalah pariwisata,” jelas Fatoni
Dalam penjelasannya, Karhutla terjadi karena disebabkan oleh aktivitas manusia. Dimana 99 persen oleh perilaku manusia dan 1 persennya diakibatkan faktor alam. Lantaran, tradisi masyarakat yang membuka lahan tidak dilakukan secara tepat.
“Teknik pembukaan lahan ini tidak tepat dan berlangsung berulang-ulang, bahkan menyebabkan kondisi semakin parah. Nah, jika pengelolaan infrastruktur air buruk, lambat penanganan tentunya akan membuat Karhutla makin parah,” katanya.
Maka, terkait hal itu perlu adanya respon cepat semua pihak. Termasuk dalam peningkatan kapasitas masyarakat dalam mengantisipasi Karhutla, penegakan hukum dan sosialisasi pencegahan dini.
“Ini yang harus kita garap bareng-bareng. Berakar dari masalah bersama, kemudian kita atur tata kelola penanganan secara dini Karhutla ini,” kata Fatoni.
Dalam pengarahan itu, Fatoni juga meminta para Kades merevisi APBDes-nya untuk fokus penanganan Karhutla. Hal itu katanya, sudah ada Permendagri yang mengaturnya.
Pangdam II/Sriwijaya, Mayjen TNI Yanuar Adil mengatakan, masyarakat di tingkatan bawah menjadi ujung tombak di lapangan. Masalah Karhutla, katanya sudah menjadi masalah negara. Namun, pihaknya sudah berupaya semaksimal mungkin untuk memadamkan.
“Ada beberapa tahap pekerjaan di lapangan, pertama persiapan yang harus matang, pencegahan dan evaluasi. Ini setiap hari harus dilakukan,” ujarnya.
Kapolda Provinsi Sumsel Irjen Pol A Rachmad Wibowo SIK menambahkan, dampak TMC sudah terasa karena hujan sudah terjadi pada 9 dan 10 Oktober lalu. Kini, ISPU sudah mencapai angka terbaik.
Pihaknya, juga menekankan beberapa hal dalam penanganan Karhutla. Pertama adalah mitigasi dengan cara mencari, mendekati lalu padamkam. Mitigasi ini, dimintanya untuk dilakukan oleh semua pihak. Berikutnya investigasi yang dilakukan bidang penegakan hukum. Terakhir rehabilitasi melakukan pemulihan.