MATTANEWS.CO, PALEMBANG – Diduga karena sakit hati, guru honorer SMPN 1 Palembang berinisial TD, nekat meneror, menyekap dan mengancam menggunakan sajam terhadap Wakil Kepala Sekolah SMP N 1 Palembang, Marlita. Penyekapan yang berlangsung selama beberapa jam, di ruang guru SMP N I Palembang, Jalan Pangeran Ario Kesuma Abdurrochim, Talang Semut, Kecamatan Bukit Kecil, Palembang, sempat membuat korban ketakutan hingga tidak berani ke sekolah beberapa hari terakhir, Selasa (4/2/2025).
Puncak kejadian ini terjadi saat korban, hendak menjalankan tugasnya sebagai Wakil Kepala Sekolah, mengawasi jalannya belajar dan mengajar di SMPN 1 Palembang.
“Jujur saja pak, pengancaman ini sejak tanggal 17 Januari 2025 kemarin. Dia kerap mengancam akan menembak dan membunuh saya menggunakan senjata api (senpi) yang dibawanya. Dia juga sering menggangu, meneror hingga saya merasa tidak nyaman melaksanakan tugas. Bawaan saya ketakutan dan histeris ketika dia mencari-cari saya setiap hari di sekolahan,” ungkap Marlita gugup ketika di wawancarai sejumlah wartawan.
Tidak hanya itu, Marlita juga menceritakan puncak kekesalan pelaku berawal saat dirinya tiba di sekolahan Selasa (4/2/2025) pagi.
“Tadi saya tiba di sekolah pukul 06 lewat, dia menggiring saya masuk ke ruang guru. Disana saya disekap, pintu diganjal sembari mendengarkan kata-kata kekesalannya. Dia juga sempat mengeluarkan sajam yang bermaksud digunakannya untuk mencabut nyawa saya,” ujarnya cemas.
Marlita mengaku beberapa hari terakhir sempat meliburkan diri, karena takut atas prilaku teror pelaku, menggunakan senpi.
“Dia sudah menggangu kenyamanan saya pak, sehingga saya bawaan ketakutan terus. Makan tidak enak, tidur tidak nyenyak, mengajar kurang konsentrasi, murid dirugikan, bahkan guru pun ketakutan. Dia itu sempat mengancam akan menembak saya, tapi berhasil dihalangi rekan saya (guru_red) lainnya,” urai korban.
Disinggung penyebab pelaku sakit hati, korban menjelaskan diduga karena penilaian kinerja dan penjadwalan.
“Kemungkinan besar dia tidak terima atas penilaian kinerja dan program penjadwalan sekolah. Sehingga sejak itu, dia meneror, mengancam dengan sajam dan senpi serta menyekap saya seperti ini,” paparnya.
Korban berharap, laporannya segera ditindaklanjuti petugas kepolisian, khususnya Polrestabes dan Polsek IB I Palembang.
“Saya sudah laporkan kejadian ini ke polisi. Saya ingin dia dikurung, sehingga tidak lagi mengganggu saya seperti ini. Saya ini menyaksikan sendiri dia mengeluarkan pistol dan pisau untuk mengancam akan membunuh saya, mencabut nyawa saya. Tadi pelaku sudah diamankan polisi, berikut sajam yang dibawanya,” tukas korban Marlita lega.