BERITA TERKINI

Ancaman Klaster Perkebunan Mengintai di Kabupaten OKI

×

Ancaman Klaster Perkebunan Mengintai di Kabupaten OKI

Sebarkan artikel ini

Reporter : Rachmat Sutjipto

OGAN KOMERING ILIR, Mattanews.co – Berdasarkan hasil rapid test yang dilakukan terhadap 255 orang karyawan PT Tempirai Palm Resources di Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) Sumatera Selatan (Sumsel) , sebanyak 14 orang dinyatakan reaktif Covid-19.

Uji cepat yang berlangsung selama dua hari, sejak tanggal 28 September 2020 lalu. Belasan karyawan yang dinyatakan reaktif Covid-19, sudah menjalani swab test dan masih menunggu hasil laboratorium.

Potensi klaster baru di industri perkebunan ternyata menjadi hal yang baru di Kabupaten OKI Sumsel. Karena sebelumnya, ada klaster di perkantoran setelah Sekda OKI Husin, sejumlah pejabat dan Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) OKI Sumsel terpapar Covid-19.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten OKI Iwan Setiawan mengatakan, mereka telah mendatangi langsung perusahaan sawit itu, guna memastikan serta melakukan hal preventif lainnya.

Meski sebelumnya ia belum mendapat kabar karena perusahaan belum lapor, namun akhirnya ia memutuskan menyambangi perusahaan. Hal itu dilakukan tanpa harus menunggu pengaduan dari perusahaan terlebih dulu.

Iwan mengemukakan, anjuran isolasi di ODP Center Teluk Gelam sempat dianjurkan ke perusahaan. Namun ia mengaku tidak dapat berbuat banyak, dan menyerahkan sepenuhnya pilihan melakukan isolasi kepada yang bersangkutan.

“Masih di isolasi di rumah dinas. Kami menganjurkan agar dilakukan di ODP Centre Teluk Gelam. Sekarang masih dikoordinasikan oleh Kadin Perkebunan OKI,” ucapnya, Jumat (2/10/2020).

Berdasarkan buku petunjuk revisi 5 penanggulangan Covid-19, lanjut Iwan, memungkinkan untuk isolasi mandiri di rumah masing-masing karena tanpa gejala.

Ketua Jaringan Pendamping Kinerja Pemerintah (JPKP) Kabupaten OKI Ali Musa berpendapat, bahwa penanganan reaktif ini sendiri, kendati hanya menimpa sebagian kecil dari ratusan karyawan perusahaan tersebut.

Pilihan Pembaca :  Herman Deru Optimis Resesi Ekonomi Masih Dapat Dihindari di Sumsel

“Ini harus mendapat penanganan serius. Terutama pentingnya menjaga kesehatan bersama, yang merupakan keharusan yang harus dijalani,” ujarnya.

Ia menilai, semestinya isolasi mandiri tidak dilakukan bila tidak ingin menanggung resiko penularan nantinya.

Dia menilai, fasilitas ODP Centre yang disiapkan pemda harusnya dimanfaatkan sesuai fungsinya, untuk mengisolir penularan virus terhadap orang lain.

“Harus menjalani isolasi di sana lebih berkualitas, karena dipantau tenaga kesehatan. Ketimbang di rumah masing-masing, jauh lebih beresiko,” ujarnya.

Isolasi mandiri sendiri, menurut Ali Musa harus dilakukan secara khusus. Ia mengatakan, pengawasan serta pengetatan dalam karantina mandiri, pada orang yang terinfeksi tanpa gejala sangat diperlukan.

”Harus dipahami bahwa isolasi mandiri itu tidak hanya membatasi kontak dengan orang, tetapi juga pada orang yang ada di dalam rumah. Hal ini harus benar-benar diperhatikan karena berisiko menularkan kepada anggota keluarga lain, terutama kelompok rentan,” ungkapnya.

Isolasi mandiri secara ketat juga harus dipatuhi pada orang dengan kontak erat pada kasus positif yang masih menunggu hasil swab PCR.

Saat awak Mattanews.co meminta konfirmasi ke Manajer PT Tempirai Doni Adianto, tidak ada respon hingga saat ini.

Editor : Nefri