Example 728x250 Example 728x250
NUSANTARA

Bersawah Menjadi Tradisi Desa Pasar Terusan Batanghari Jambi

×

Bersawah Menjadi Tradisi Desa Pasar Terusan Batanghari Jambi

Sebarkan artikel ini

Reporter : Dewan Richardi

BATANGHARI, Mattanews.co – Sejak nenek moyang hingga sekarang Desa Pasar Terusan Kabupaten Batanghari Jambi notabenenya berprofesi sebagai petani dan bercocok tanam. Hal itu membuat desa ini menjadi lokasi pesawahan.

Dengan alasan itulah Mattanews.co mencoba menggali ke unikan desa pesawahan ini. Saat dibincangi PJ. Kades Pasar Terusan Buldan sendiri pun tidak mengetahui jelas kapan daerah menjadi area persawahan dan alasan jelas warga mayoritas memilih berprofesi sebagai petani.

“Kalau untuk dipastikan kapan Masyarakat Desa Pasar Terusan memulai bercocok tanam padi sawah, tidak diketahui secara pastinya, namun itu telah ada sejak zaman eyang saya,” kata PJ. Kades Pasar Terusan Buldan kepada Mattanews.co, Selasa (18/8/2020).

Dikatakan Buldan, banyak warganya yang menggantungkan hidup dengan bercocok tanam padi sawah, dari usia muda hingga para orang tua. Namun dia sedikit kecewa perhatian pemerintah sangat kurang. Dia ingin meningkatkan kualitas bercocok tanam wilayahnya dengan adanya campur tangan pemerintah.

“Saat ini ada petani didesa sudah berusaha maksimal, peran pemerintahpun sangat besar dalam mendukung hal ini seperti memberikan bantuan mesin pertanian, pupuk dan bibit,” sambungnya.

Perlu diketahui ada sekitar kurang lebih 800 hektar sawah yang telah digarap di desa Pasar Terusan, dan sekitar 400 hektar lahan yang belum terkelola.

“Semua lahan itu awalnya merupakan hasil Swadaya masyarakat, namun saat ini Alhamdulillah bantuan pemerintah sudah turun, hanya saja tinggal dari segi pengairan, memang sudah ada namun belum optimal,” pugkasnya.

Dijelaskan Buldan, hingga saat ini permasalahan yang sering timbul, kerap terjadinya kekeringan dikarenakan perubahan iklim yang hampir tidak menentu, dan itu terlihat dibeberapa tahun kebelakang.

“Tahun 2019 lalu, para petani didesa ini gagal panen dikarenakan kemarau panjang. Dari kegagalan tersebut, saya berharap ini jadi motivasi pemerintah Daerah, Provinsi maupun Pusat untuk dapat memberikan solusi bagaimana cara mengatasi hal ini, mungkin dengan cara membuat saluran pipanisasi,”pungkasnya

Editor : Lintang