MATTANEWS.CO, PALEMBANG – LSIN merilis hasil survey terkait calon wali kota Palembang kedepannya. Terdapat 3 nama besar calon wali kota Palembang, diantaranya Wakil Wali Kota Palembang Fitrianti Agustinda, Sekretaris Daerah Kota Palembang Ratu Dewa dan Charma Afrianto.
Pengamat Politik Bagindo Togar mengatakan, ketiga sosok tersebut telah berads dalam Top of Mind Publik saat ini. Karena ketiga figur tersebut tergolong aktif dan rajin membranding dirinya dalam beragam media juga event.
“Apalagi 2 tokoh pemerintah yang begitu leluasa menggunakan beragam fasilitas yang melekat atas jabarannya, wajar lebih tinggi tingkat elaktabilitasnya. Sedangkan sosok tokoh jalur independen, dituntut untuk lebih mandiri, kreatif dan militan. Dikarenakan nyaris tanpa previlege seperti para pejabat publik lainnya, untuk itu pantas diapresiasi,” papar Bagindo Togar.
Menurutnya, praktek demokrasi di Kota Palembang saat ini relatif direspon baik oleh warga. Apabila kelak lolos sebagai paslon wali kota dalam Pilkada tahun depan, akan tidak mudah bagi paslon dukungan parpol untuk menaklukkannya.
“Apalagi bila saudara Charma memperoleh pasangan yang memiliki daya dongkrak elektoral yang lebih handal lagi. Peluang sebagai pemenang juga akan terbentang,” kata Bagindo Togar.
Dirinya menyarakankan kepada paslon wali kota Palembang jalur parpol untuk mampu berkerja keras, kerja cerdas plus kerja tangkas untuk mengantisipasinya. Serta merubah model sosialisasi dirinya yang terkesan sangat sarat pencitraan.
Sementara itu Pengamat Politik Ade Indra Chaniago mengutarakan, dari 3 nama yang muncul saat ini yang menarik itu Charma. Karena bukan Incumbent, bukan pula pejabat publik. Namun bisa masuk dalam 3 besar.
“Artinya bisa jadi Charma menjadi kuda hitam dan saya fikir para Ketua partai harus berhitung ulang terkait dengan siapa yang akan mereka dukung pada pilkada serentak tahun depan,” ucap Ade.
Bicara peluang, Ade berpikir semua punya peluang yang sama. Namun masalahnya adalah siapa yang peluang nya lebih besar untuk memenangkan kontestasi pilkada tersebut.
“Jadi terlalu dini menurut saya kalo kita membahas siapa yang paling berpeluang apakah incumbent atau siapa, mengingat waktu kontestasi yang masih cukup lama. Yang pasti ada jeda waktu kosong yang lama bagi incumbent, karena posisi nya akan digantikan oleh PJ Walikota. Sehingga banyak faktor terkait dengan peluang tersebut terlebih lagi dinamika nya yang cukup dinamis. Jadi sulit untuk mengatakan kalau incumbent lebih kuat,” jelas Ade.
Lanjutnya, saat ini bagi para calon wali kota Palembang adalah siapa yang bisa menjawab hope atau keinginan dari masyarakat. Sekaligus menjadi antitesa dari wali kota hari ini yang menyisakan banyak masalah di tengah masyarakat seperti persoalan banjir dan lain sebagainya.
Selain itu, Ade berujar terkait wakil wali kota Palembang tentu harus punya nilai tambah bukan sebaliknya mengurangi jumlah. Untuk itu, yang harus diperhatikan oleh para calon wali kota Palembamg dalam menentukan pasangannya.
“Selain mempertimbangkan persoalan geo politik juga kehadiran calon wakil yang akan digandeng diharapkan mampu mengisi kekosongan calon wali kota. Sehingga mampu bersinergi dalam upaya untuk memenangkan kontestasi pilkada yang akan datang,” tukasnya.