Reporter : Anang
PALEMBANG, Mattanews.co – Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Palembang dan Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) palembang menyayangkan tindakan refresif yang dilakukan aparat di Medan dan Bengkulu. Hal tersebut diketahui saat gelaran konfrensi pers “Solidaritas Aktivis Mahasiswa Sumsel atas tindakan refresif aparat terhadap aktivis mahasiswa di Bengkulu” dengan tempat pelaksanan gedung dakwah Muhammadiyah Palembang lantai dua, sekitar pukul 15.30 WIB, Jumat (21/09/2018).
Dikatakan Ketua IMM Palembang Erik Hariyadi, pihaknya tetap menanggapi beberapa isu nasional yang saat ini tengah berkembang, seperti kenaikn harga bahan bakar minyak (BBM), peningkatan harga sembako hingga kasus Bulog dan lemahnya tukar rupiah yang tingkatan dolar mencapai hampir nominal 15.000.” Kejadian mlMedan dan Bengkulu yang mestinya aparat itu mengayomi dan melindungi masyarakat sangat kami sesalkan, karena sesuai UUD 1945 pasal 28 ayat 3e menyebutkan masyarakat memiliki kebebasan hak menyampaikan suara atau aspirasi,” ucapnya.
“Kami ingin pihak kepolisian menindaklanjutinya, begitupun juga dengan Kepala Negara yakni Presiden supaya mengambil sikap dan tindakan, karena ini sudah sangat kelewatan,” tambah dia.
Ditempat yang sama, Ketua umum KAMMI cabang Palembang, Iwansyah menyampaikan, pihaknya selaku mahasiswa hanya merupakan salah satu penyambung lidah rakyat. Menyikapi nilai tukar dolar sat ini sangatlah miris.” Terlemah tukar rupiah di rasakan saat ini, hampir sama dengan kejadian krisis moneter di beberapa puluh tahun lalu. Pelonjakan harga dan tingkat ekonomi yang semakin lemah, begitupun dengan kenaikan harga BMM, mestinya sesuai UU aset negara demi kesejahteraan masyarakat, sudah harus menjadi PR rezim Jokowi untuk hal ini,” tegasnya.
Editor : Ardhy Fitriansyah