MATTANEWS.CO,TULUNGAGUNG – Kepala Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Kedungwaru Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, Dr. Hj. Sri Wahyuni, M.Pd., menyebut Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) merupakan sebuah kegiatan kurikuler berbasis proyek yang dirancang untuk menguatkan upaya dalam pencapaian kompetensi karakter siswa dengan profil pelajar Pancasila.
Menurut Bunda Yuni sapaan akrab, P5 disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan yang merupakan beberapa dimensi.
Pernyataan ini dikatakan Bunda Yuni seusai mendampingi Wakil Bupati Tulungagung H. Gatut Sunu Wibowo, S.E., membuka Pagelaran Reog Kendang sekaligus melaunching Kampung Numerasi dan Arena Outing Class di SMPN 1 Kedungwaru setempat, Sabtu (18/3/2023).
“Tema P5 di sekolah kami dengan mengusung kearifan lokal mengangkat budaya Reog Kendang dengan melibatkan ratusan pelajar di SMPN 1 Kedungwaru,” ucap wanita seorang pakar tata bahasa di hadapan awak media.
Dia menambahkan kegiatan P5 ini sebenarnya salah satu implementasi penerapan Kurikulum Merdeka di sekolah. Program ini di dalamnya sebuah materi bahwasanya dalam suatu proses kegiatan pembelajaran porsi mata pelajaran dikurangi 30 persen untuk Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.
Di lembaganya, sambung Bunda Yuni, tidak serta dalam implementasi P5 itu sekonyong-konyong langsung mengusung tema tari reog kendang. Sebelumnya pihaknya sudah melakukan kajian dalam memberikan materi terkait budaya kearifan lokal tersebut.
“Penerapan Kurikulum Merdeka ini, di SMPN 1 Kedungwaru pada semester 2 untuk mata pelajaran porsinya dikurangi 30 persen untuk kegiatan P5,” tambahnya.
“Kami usung tema tari reog kendang ini tidak semata-mata langsung diajarkan kepada para siswa-siswi, tapi sebelumnya kami beserta fasilitator telah melakukan kajian dan dialog dahulu bersama tokoh budaya,” imbuhnya.
“Sejarah reog kendang, mengapa Tulungagung menjadikan reog kendang sebagai icon, tata gerak tari reog kendang, tata busana, tata musik, yang dilakukan oleh fasilitator atau guru,” katanya menambahkan.
Bunda Yuni menyebut kehadiran Wakil Bupati Tulungagung Gatut Sunu Wibowo di lembaganya merupakan puncak dari kegiatan pagelaran reog kendang.
Dalam pagelaran reog kendang, pihaknya melibatkan 300 siswa-siswi yang memiliki peran masing-masing sehingga kegiatan tersebut berjalan dengan sukses.
“Maturnuwun (Terima kasih.red) atas kehadiran Pak Wabup Tulungagung Gatut Sunu Wibowo di tengah kesibukan masih bisa hadir membuka Pagelaran Reog Kendang di sekolah kami,” ujarnya.
“Kami libatkan ada 300 siswa-siswi dalam pagelaran reog kendang ini. Ada 100 siswa-siswi sebagai penari, dan yang 200 murid lainnya sebagai komponen yang menyukseskan, mulai dari perias, yang mengenakan busana tari reognya dan yang lainnya,” sambungnya.
“Dengan pagelaran tari reog kendang ini nampak pendidikan karakter seperti dari sikap, musyawarah, kegotongroyongan para siswa-siswi, sehingga kompak menampilkan pertunjukan luar biasa,” katanya menambahkan.
Lebih lanjut Bunda Yuni menjelaskan dalam kegiatan P5 ini pihaknya membawakan tari reog kendang. Hal ini dilakukan sekaligus memberikan edukasi kepada para siswa-siswi harus bangga dengan seni budaya kearifan lokal yang dimiliki kabupaten Tulungagung.
“Tulungagung itu seni budaya banyak, tapi kami ambil tari reog kendang ini agar para siswa-siswi mendapatkan pembelajaran budaya kearifan lokal yang saat ini menjadi icon Tulungagung,” terangnya.
“Kami harapkan dari Pemkab Tulungagung maupun instansi lainnya yang terkait agar dapat memberikan fasilitas kepada anak-anak generasi penerus bangsa akan bangga atas budaya kearifan lokal yang dimiliki,” imbuhnya.
“Ikhtiar kami dengan memberikan pendidikan karakter agar anak-anak mencintai budayanya maka minimal kami minta untuk difasilitasi dalam bentuk kegiatan atau wujud sehingga apa yang kami lakukan ini mempunyai nilai,” pungkasnya.