PENDIDIKAN

Oknum Kepsek Diduga Gelapkan Bantuan KIP

×

Oknum Kepsek Diduga Gelapkan Bantuan KIP

Sebarkan artikel ini

Reporter : Rachmat

KAYUAGUNG, Mattanews.co – Bantuan pemerintah pusat Kartu Indonesia Pintar (KIP) sejatinya sebagai penunjang program wajib belajar. Selama ini, tingginya biaya langsung termasuk iuran, buku, seragam, dan alat tulis, maupun biaya tak langsung seperti, ongkos transportasi, biaya kursus, uang saku kerap jadi alasan para siswa tidak melanjutkan sekolah.

Mirisnya, alih-alih membantu pemerintah dengan menyekolahkan anak didik dari golongan belum mampu terlaksana dengan baik, justru sebaliknya, santer tersiar kabar, setidaknya delapan siswa korban kecurangan perilaku koruptif yang dilakukan oknum penyelenggara KIP.

Berbagai pihak menuding, oknum Kepala Sekolah Negeri 18 Kayuagung Mar diduga terlibat dalam pemotongan jatah siswa tidak mampu yang tercover dalam program KIP tahun 2017-2018.

Dugaan ini mencuat setelah diungkapkan Ketua Lembaga Pemantau Kebijakan Badan Publik (LPKBP) Kabupaten Ogan Komering Ilir Harry Putra. Ia mengungkapkan, modus yang dilancarkan oknum ini yakni dengan mengambil alih jatah siswa disaat yang bersangkutan duduk di kelas 6.

“Sejak siswa menginjak kelas 6, buku tabungan milik delapan siswa di Bank BRI disita kepsek, dengan alasan siswa kelas 6 tidak berhak lagi menerima KIP dari pemerintah. Padahal, pertanggungan KIP ini berlangsung hingga tamat sekolah yang kemudian dilanjutkan di jenjang berikutnya,” terangnya Selasa (19/02/2019).

Perbuatan oknum ini, lanjut Harry, baru diketahui wali murid ketika hendak melanjutkan jenjang SMP yang meminta buku tabungan terdahulu saat menempuh pendidikan di SD.

“Setelah lulus, pihak SMP menyuruh siswa dan wali muridnya, untuk meminta kembali buku tabungan kepada oknum Kepsek, namun anehnya, tanpa alasan yang jelas, buku tabungan milik siswa tidak diberikan,” jelasnya.

Dirinya meneruskan, skandal yang mencoreng dunia pendidikan Kabupaten OKI ini semakin terbongkar ketika wali murid melakukan pengecekan langsung buku tabungan ke Bank BRI.

“Dari pihak Bank melalui print out transaksi diketahui telah terjadi dua kali penarikan dana KIP Tahun 2017-2018, atas nama pemegang buku tabungan siswa. Tragisnya, dana yang ditarik oknum ini tidak disalurkan ke siswa yang bersangkutam sepeser pun,” tuturnya.

Atas perbuatan ini, ia mengaku telah berusaha mendatangi pihak sekolah untuk meminta agar uang yang menjadi hak siswa dikembalikan.

“Selain meminta pengembalian dana KIP, kami juga mendorong aparat penegak hukum agar menjadikan temuan ini sebagai pintu masuk mengungkap modus serupa yang disinyalir juga dilakukan sekolah lain,” tegasnya.

Penyalahgunaan KIP ini dibenarkan salah seorang wali murid yang enggan disebut namanya ini. Tidak itu saja, pria paruh baya ini mengaku mengetahui lebih jauh penggelapan oknum kepsek ini.

“Setelah didesak, akhirnya kepsek berjanji mengembalikan dana KIP milik delapan orang yang telah dikuasainya tanpa ijin, dengan syarat meminta agar kasus ini tidak dibesar-besarkan,” ungkapnya.

Sementara itu, sejak beberapa hari lalu, pewarta media ini tidak berhasil menemui Mar disekolahnya.
Meski demikian, oknum Kepsek SDN 18 Mar akhirnya berhasil dihubungi melalui sambungan telepon seluler Selasa (19/2/2019)

Namun sayangnya, Mar sendiri terkesan enggan memberikan keterangan terkait penyalahgunaan KIP yang melibatkan dirinya. Meski berjanji hendak menghubungi kembali seusai menghadap Kepala Dinas Pendidikan, hingga berita ini diturunkan, tidak diperoleh informasi secuilpun dari kepsek ini.

“Maaf saya sedang berada di Diknas (Disdik,red).’Nanti ya, lagi mau menghadap Kadiknas ini. Nanti saya telepon lagi,” singkatnya.

Editor : Anang