Reporter : Selfy
PALEMBANG, Mattanews.co – Guna melengkapi berkas perkara, Satuan Reskrim Unit Pidana Umum Polresta Palembang mengelar rekontruksi pembunuhan di halaman belakang Polresta Palembang, Rabu (12/9).
Akibat pengeroyokan itulah menyebabkan kematian korban Herianto alias Anto sewaktu berada di acara orgen tunggal, Jalan Ahmad Yani Lorong H Umar dengan luka tusuk sebanyak delapan lubang dan luka bakar akibat siraman air keras (cuka parah_red) yang dilakukan Herianto alias Atok Jepang (DPO), Ramli alias Wek (21) dan Arpan Diansyah (36), Sabtu (18/8) pukul 17.00 WIB.
“Ya, rekontruksi guna pemberkasan kita untuk segera dilimpahkan ke kejaksaan. Memang, ada beberapa adegan yang tidak diakui oleh tersangka Wek. Namun, saksi-saksi ada yang melihatnya menyiram air keras. Segera mungkin berkas kami limpahkan,” ungkap Kanit Pidum Polresta Palembang, Iptu Tohirin, saat diwawancarai usai memimpin reka ulang.
Dalam reka ulang tersebut, berlangsung 19 adegan dan korban diperankan oleh PHL Polresta Palembang.
Dalam adegan pertama, nampak tersangka Ramli alias Wek berdiri dibawah panggung dekat sound orgen bersama saksi Hendra alias Hen. Lalu, saksi Handoko ribut mulut dengan tersangka Heriyanto alias Atok Jepang. Emosi, tersangka Atok mengeluarkan senpi dan mengacungkannya ke saksi Handoko.
Korban yang melihat turun dari panggung dengan tujuan mendekati keributan. Ketika korban berhadapan dengan tersangka Arpan, tersangka Arpan mencabut pisau dan menusukkannya ke tubuh korban secara bertubi-tubi. Korban terjatuh mandi darah, sementara saksi Handoko berusaha melerai keributan. Tidak disangka, tersangka Atok Jepang membacok korban. Tidak samai disitu, Alex Bo menyiramkan air keras ke wajah korban dan saksi Hendra alias Hen, ketika masih dalam keramaian. Setelah melihat saksi dan korban terluka, para tersangka meninggalkan lokasi kejadian. Korban pun akhirnya dibawa ke kamar jenazah RSMH Palembang.
Disela-sela rekontruksi berlangsung, adik kandung korban mengatakan cukup puas dengan kerja polisi yang sudah berhasil menangkap pelaku pengeroyokan kakaknya.
“Walaupun masih ada yang buron, setidaknya mengobati luka kami keluarga. Inginnya kami, nyawa bayar nyawa. Melihat kondisi kakak saya, sungguh tidak tega. Sudah ditusuk delapan lobang, dibacok, lalu disiram cuko para hingga matanya buta,” ujarnya sedih.
Editor : Selfy