Pemkab Muba Bakal Terapkan Tanda Tangan Digital

Reporter : Anang

 

SEKAYU, Mattanews.co – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Musi Banyuasin (Muba) yang dipimpin Bupati Dr H Dodi Reza Alex Noerdin Lic Econ MBA terus berinovasi sehingga dapat berkontribusi nyata membangun daerah di era digitalisasi.

Kali ini, Pemkab Muba melalui Dinkominfo Muba bekerja sama dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) menggelar Sosialisasi Implementasi Persandian untuk Pengamanan Informasi dan Penerapan Tanda Tangan Digital.

Agenda sosialisasi tersebut dibuka Bupati Muba Dr H Dodi Reza Alex Noerdin Lic Econ MBA diwakili Sekda Muba Drs H Apriyadi MSi dan diikuti oleh seluruh OPD serta Camat se-Kabupaten Muba secara virtual di Ruang Rapat Sekda Muba, Selasa (24/11/2020).

Sekda Muba Drs H Apriyadi MSi dalam sambutannya mengatakan bahwa, sosialisasi tersebut dilaksanakan karena masih belum maksimalnya keamanan Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Muba.

Hal tersebut terbukti pada tahun 2019 keamanan data di Muba mengalami masalah, yaitu di-hacker atau diretas oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

Oleh sebab itu, Pemkab Muba melalui Dinkominfo Muba mengadakan sosialisasi tersebut selain untuk meningkatkan kinerja serta menjaga keamanan dokumen dikalangan Pemerintah Kabupaten Muba. Selanjutnya sosialisasi hari ini juga memberikan pengetahuan tentang tanda tangan digital, khususnya kepala OPD.

Bacaan Lainnya

“Di era digital ini faktor kemanan informasi merupakan aspek yang sangat penting untuk diperhatikan, karena kinerja tata kelola teknologi informasi dan komunikasi akan terganggu jika informasi sebagai salah satu objek utama mengalami masalah keamanan,” ungkapnya.

Apriyadi mengatakan, penyelenggaraan pemerintahan di era digitalisasi ini mengharuskan pemerintah khususnya Pemkab Muba terus berinovasi. Inovasi tersebut dilakukan dalam upaya untuk transparansi, efesiensi sumber daya manusia dan birokrasi layanan publik.

Pilihan Pembaca :  Sepakat Lindungi Kekayaan Intelektual, Pemkab Musi Rawas MoU dengan Kemenkumham Sumsel

“Salah satu bentuk implementasi pengamanan informasi pemerintah adalah penggunaan sertifikat elektronik. Pada tahap awal di Kabupaten Muba direncanakan penggunaan tanda tangan digital (digital signature) melalui e-office,” terangnya.

Apriyadi menjelaskan, sudah ada Perangkat Daerah dalam Pemerintahan Kabupaten Muba yang telah menggunakan tanda tangan digital, yaitu Disdukcapil dan DPMTSP.

Oleh sebab itu, Ia minta kepada Perangkat Daerah yang lain juga dapat menerapkan tanda tangan elektronik terhadap dokumen dokumen untuk pengamanan, kecepatan bekerja dan pelayanan kepada masyarakat.

Apriyadi juga mengharapkan Pemkab Muba dapat menjalin kerjasama dalam pelaksanaan keamanan informasi dengan BSSN dan BSrE.

“Jadi kepada semua Organisasi Perangkat daerah Pemkab Muba agar dapat bekerjasama, bahu membahu, mewujudkan keamanan informasi ini sehingga penyelenggaraan pemerintahan, pelayanan publik dan komunikasi publik yang transparansi, respon yang cepat dalam pelayanan serta efisiensi sumberdaya dapat lebih ditingkatkan lagi,” tutupnya.

Selanjutnya, pemaparan materi oleh Kasi Pelayanan Sertifikasi Elektronik Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE) BSSN, Sandhi Prasetiawan SST MAP.

Sebagai narasumber dalam sosialisasi tersebut, ia menjelaskan implementasi sertifikat elektronik secara digital singnature aspek keamanan adalah legalitas kemudahan, kecepatan, keutuhan, keaslian, untuk mencegah pemalsuan dan penyangkalan data atau informasi transaksi digital.

“Tanda tangan ini sifatnya sah dan valid. Apabila dokumen yang sudah ditandatangani secara digital, tidak akan bisa dipalsukan. Apabila dipalsukan akan muncul pemberitahuan bahwa dokumen invalid,” ujar Sandi.

Begitu juga Narasumber dari Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Aris Munanda SST mengatakan keamanan informasi khususnya ranah siber harus dibangun lebih awal pada tahap awareness dan education setiap pemangku kepentingan di dalam Pemerintah. Setelah kesadaran dan kemampuan telah terbangun, barulah masuk pada proses/prosedur sampai akhirnya pemanfaatan dan pembangunan teknologi keamanannya.

“Hacker saat ini tidak berfikir bagaimana strategi melewati keamanan firewal, IDS atau IPS tetapi bagaimana memanfaatkan social engineering dalam memasuki sistem”, jelasnya.

 

Editor : Belgium

 

Pos terkait