Tidak Gugur Karena Pandemi, Ini Cerita Dari Pedagang Bunga

Reporter: Edo

SULBAR,Mattanews.co –Pagi itu matahari masih belum terlihat dari peraduannya karena embun pagi. Biasanya saat itulah menyeruput kopi hangat bersama dan makanan ringan adalah tanda aktifitas akan segera di mulai.

Bagi petani ia berangkat ke kebun atau sawahnya sama seperti pegawai melakukan rutinitas berangkat ke kantor. Sama seperti pembudidaya tanaman bunga di Desa Tondok Bakaru, Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat mulai melakukan aktivitasnya merawat tanaman.

Saat Mattanews.co bertemu salah satu pembudidaya tanaman bernama Roy Bongga Silongga. Terlihat tetap bekerja di tengah pandemi. Dia mengaku tidak terpengaruh dampak pandemi karena kiatnya memutar otak menjajakan dagangannya memanfaatkan perkembangan zaman melalui online.

“Harga mulai dari harga puluhan ribu hingga ratusan ribu per pohonnya. Ini ada bunga caladium, bunga janda bolong dan angrek,” kata Roy sambil menunjuknya kearah bunga saat ditemui ditempat penangkarannya, Selasa (24/11/20).

Roy biasa dipanggi bapak Andra mengaku awalnya tak perna terpikir untuk membudidaya berbagai jenis tanaman bunga, namun karena tempat tinggalnya tak jauh dari tempat destinasi pohon pinus yang kerap ramai dikunjungi wisatawan. Akhirnya ia mengambil peluang tersebut dengan cara membudidayakan berbagai jenis bunga lalu menjualnya. Alhasil, dari usahanya tersebut dapat menambah penghasiln untuk menafkahi keluarganya.

Bagikan :

Pos terkait