* FGD Bersama TNI Peringati Hari Bersejarah 1 Mei
MATTANEWS.CO, FAKFAK – Memperingati Hari Bersejarah tanggal 1 Mei 1963, Rakyat Papua melalui Penentuan Pendapat Rakyat (Pepera), memutuskan pilihannya untuk kembali ke Pangkuan Ibu Pertiwi Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Fokus Group Discussion (FGD) Bersama Tentara Nasional Indonesia (TNI), yang dimotori oleh Korem 182/JO, Kodim 1803/Fakfak dan Pemuda Panca Marga dengan mengusung tema “Aktualisasi Nilai-Nilai Perjuangan Kembalinya Irian Barat Ke Pangkuan Negera Republik Indonesia (NKRI)” yang berlangsung di Gedung Wonder Tuare, Rabu (30/4/2025).
“Tepat pada tanggal 1 mei 2025 besok, kita mengenang 62 tahun perjuangan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dalam mengintegrasikan Papua Barat menjadi bagian dari Ibu Pertiwi,” ungkap Wakil Bupati (Wabup) Fakfak, Donatus Nimbitkendik.
Donatus Nimbitkendik dalam sambutannya sedikit mengulas sejarah kembalinya Papua kepada NKRI yang bermula dari konferensi meja bundar yang diselenggarakan pada tanggal 23 Agustus 1949 di Den Haag, tidak sampai disitu, hal inipun masi berlangsung ke forum Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) yang dikenal dengan perjanjian New York antara Indonesia dan Belanda hingga sampai pada penentuan pendapat rakyat (pepera) sebagai media untuk mengkonfirmasi pilihan masyarakat papua apakah memilih bergabung dengan nkri atau berdiri sendiri. pada 1 Oktober 1962,
“Penjelasan secara singkat ini, tentu kita bersepakat bahwa, dari dulu dan selamanya pulau Papua merupakan wilayah kedaulatan Republik Indonesia,” tegas Donatus Nimbitkendik.
Ia kemudian mengajak untuk dapat menentang adanya kelompok-kelompok tertentu yang ingin mengganggu kedaulatan NKRI diatas tanah Papua, sebab hal tersebut telah selesai dimeja internasional sejak 62 tahun silam. Sehingga tidak boleh ada lagi upaya-upaya yang dilakukan secara masif dalam melakukan dogma dogma terkait dengan pelaksanaan Pepera sebagai upaya untuk mengganggu keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
“Kegiatan yang diprakarsai oleh Korem, Kodim dan Pemuda Panca Marga ini perlu di apresiasi, sebab ini merupakan langkah kongkrit dalam menepis isu-isu yang dikembangkan oleh kelompok tertentu yang menentang kedaulatan NKRI,” ungkap Wabup Fakfak.
“Saya berharap pelaksanaan FGD ini, kita dapat merefleksi kembali, menggali kembali perjalanan perjuangan kemerdekaan indonesia yang kemudian digenapkan dengan kembalinya Irian Barat di pangkuan Ibu Pertiwi,” tandasnya.
Lebih lanjut disampaikannya, pelaksanaan FGD ini, harus mampu menampik isu-isu miring yang secara masif dilakukan oleh sekelompok orang yang secara masif melakukan mosi tidak percaya dengan meragukan pelaksanaan Pepera saat itu, yang kemudian dapat mengganggu stabilitas Daerah.
“Saya berharap dalam diskusi hari ini, perlu dihadirkan para pelaku sejarah yang akan menceritakan peristiwa Pepera saat itu, sehingga mampu menjadi bekal bagi generasi Papua kedepan,” ujar Wabup, Donatus Nimbitkendik
Melalui kegiatan ini, selaku Pemerintah Daerah, Wakil Bupati mengharapkan agar para peserta FGD dapat memanfaatkan kesempatan yang baik ini, untuk menggali, memvalidasi sejarah yang diperoleh, sekaligus meningkatkan pengetahuan terhadap sejarah bangsa Indonesia.