BERITA TERKINI

9 Tahun Lumpuh, Supri Berharap Dibantu Pemerintah dan Dermawan

×

9 Tahun Lumpuh, Supri Berharap Dibantu Pemerintah dan Dermawan

Sebarkan artikel ini

MATTANEWS.CO, SERGAI – Selama 9 tahun terbujur lemas di tempat tidur membuat Supri harus putus sekolah sejak berumur 9 tahun. Kini remaja berumur 17 tahun menunggu harapan bisa kembali hidup normal.

Supri bernama lengkap Santanam Dewantara, diagnosis menderita poliomyelitis atau polio merupakan penyakit saraf menyebabkan kelumpuhan.

Saat Mattanewsco mengunjungi rumah Supri di Dusun IX Kampung Ibus, Desa Sei Rampah, Kecamatan Sei Rampah, Kabupaten Serdang Bedagai, Selasa (4/1/2022).

Ternyata Ayahnya Basariah (51) hanya bekerja sebagai buruh tani dan Ibunya Turman (51) tidak kerja. Hal itu membuat keluarga tidak bisa membiayai pengobatan.

Itulah membuat mereka berharap keajaiban ada uluran tangan para dermawan. Terlebih lagi perhatian besar dari pemerintah, agar mimpi Supri kembali hidup normal terwujud.

“Awalnya, sejak lahir hingga berusia 8 tahun hidup normal sering bermain dan sekolah sama teman-temannya,”kata Basariah kepada Mattanews.co

Sejak kecil hingga remaja Supri tidak lagi sekolah dan bermain dengan teman-temannya
Sejak kecil hingga remaja Supri tidak lagi sekolah dan bermain dengan teman-temannya

Dia bercerita keanehan terjadi ketika Supri berumur 9 tahun. Padahal umur 8 tahun anaknya terlihat normal tanpa ada keanehan.

“Tiba-tiba tidak bisa berdiri, apa lagi berjalan. Sejak itu sampai sekarang lumpuh,”ucapnya sedih.

Namun Basariah tidak menyerah langsung membawa ke RSUD Sultan Sulaiman Sei Rampah Kabupaten Sergai pada tahun 2012 silam.

Tetapi hasilnya di tolak pihak RS dengan alasan tidak memiliki cukup peralatan medis. Tetapi pihak RSUD Sultan Sulaiman mala merujuk anaknya ke RS Adam Malik di Medan.

“Sempat di rawat hanya beberapa hari saja. Karena biaya mahal kami pulang. Anak saya tanya kenapa pulang apa penyakit saya tidak bisa disembuhkan lagi,”ucapnya dengan mata berkaca-kaca.

Saat itu sampai sekarang dia mengaku tidak mendapatkan atau memiliki kartu kesehatan (seperti KIS atau BPJS) dari pemerintah.

Hal itulah membuat pulang dari rumah sakit bertahun-tahun lalu. Alhasil, anaknya dari kecil sampai remaja mengalami kelumpuhan.

“Mencukupi kehidupan untuk makan sehari-hari saja sulit. Bagaimana mau mengobati anak saya,”curhatnya.

“Namun sampai sekarang saya berharap ada bantuan dari pemerintah. Atau mungkin saja seorang dermawan bisa menolong anak saya,”harapnya